Siswa yang Kritik Guru di FB Dijamin Tak Mendapat Tekanan dari Guru

Siswa yang Kritik Guru di FB Dijamin Tak Mendapat Tekanan dari Guru

- detikNews
Kamis, 06 Nov 2014 21:10 WIB
Pekanbaru - Bagi 3 siswa yang sempat dikeluarkan dari SMA Negeri I Bungaraya, Kab Siak, Riau, dijamin tidak akan mendapat tekanan dari guru. Diharapkan ketiganya bisa kembali ke sekolah.

Jaminan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Siak, Kadri Yafiz dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (6/11/2014). Ini disampaikan setelah ada keraguan dari pihak orang tua para siswa.

"Memang tadi orang tua siswa menyampaikan soal keraguan bila nantinya ada unsur tekanan atau penilaian guru yang tidak fair. Takut anaknya sekalipun berprilaku yang baik namun tidak naik kelas. Tapi saya pastikan, setelah semuanya kita selesaikan dengan baik, tidak perlu ada keraguan itu," kata Kadri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kadri juga menjelaskan, bahwa pihaknya akan mengevaluasi sistem belajar mengajar yang ada di SMA Negeri Bungaraya tersebut.

"Kita dari Dinas Pendidikan juga akan memantau masalah ini sampai tuntas. Jangan coba-coba pihak sekolah memberikan penilaian yang tidak fair terhadap tiga siswa tadi. Kita akan ambil tindakan tegas terhadap gurunya," kata Kadri.

Untuk melaksanakan itu semua, lanjut Kadri, pihaknya akan memantau pihak sekolah dalam memberikan penilaian kepada seluruh siswanya, tanpa terkecuali.

"Kita sudah bentuk tim yang melibatkan Dinas Pendidikan Pemkab Siak, Komite Sekolah dan pihak pihak terkait lainnya. Ini kita lakukan untuk menghilangkan keraguan tadi," kata Kadri.

Sebagaimana diketahui, ketiga siswa itu, Reksa Dirgantara Putra, Wiwit Dwi Santoro dan Towil Maamun dikeluarkan dari sekolah dua pekan lalu. Mereka seluruhnya masih duduk di kelas 2 SMA. Mereka dikeluarkan dari sekolahnya hanya karena persoalan sepele yakni membuat status di FB.

"Murid terlambat dihukum, guru terlambat tidak dihukum," status itu dipajang di FB akun Wiwit Dwi Santoro yang dikomentari kedua rekannya.

Akibat status itu, Kepala Sekolah SMA Bungaraya, M Nasir langsung mengeluarkan ketiga siswa tersebut. M Nasir mengatakan, bahwa ketiganya selama ini suka bolos, suka cabut dan merokok. Namun dia mengakui bahwa status di FB sebagai puncak untuk dikeluarkan.

(cha/vid)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads