"Itu statement pribadi," kata JK di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (5/11/2014).
Sebelumnya, Effendi Simbolon menyatakan partainya belum menentukan sikap soal kenaikan harga BBM. Dia menyesalkan sikap JK yang seolah bernafsu mendorong kenaikan harga BBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Effendi, masalah utama saat ini bukanlah harga, tetapi pengelolaan energi. Misalnya pemerintah menggalakkan penggunaan energi alternatif seperti gas, bukan justru sibuk mengurusi program jaminan sosial sebagai kompensasi kenaikan harga BBM.
"Kita belum punya diversifikasi energi, kok energi tidak ditangani? Kok yang diurusi masalah penanganan masalah jaring pengamanan sosial? Sementara harga keekonomian dicapai, akhirnya kita meliberalisasi komoditas. Siapa yang diuntungkan?" tegasnya.
Effendi menilai, saat ini pemerintah masih mampu membiayai subsidi. Dalam APBN-P 2014, pemerintah punya bantalan untuk program sosial sebesar Rp 5 triliun.
"Bantalan fiskal untuk program itu masih bisa. Kok begitu semangatnya meliberalkan harga komoditas?" tuturnya.
(fiq/trq)