Di mata keluarga Sumarti Ningsih (23), TKW asal Cilacap yang dimutilasi di Hongkong dikenal sebagai anak yang periang, mudah bergaul, dan tidak pernah terlihat sedikitpun mempunyai masalah. Dia juga merupakan tulang punggung keluarga.
"Dia itu anaknya periang, bertanggung jawab sebagai anak sama keluarga," kata Ngatiman (55) salah satu anggota keluarga Sumarti yang juga pemuka agama setempat, Senin (3/11/2014) malam.
Menurut dia, Sumarti sebenarnya sudah dilarang untuk bekerja jauh dari keluarganya di Grumbul Banaran Rt 2 Rw 5, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap. Tapi karena keinginannya kuat untuk masa depan dirinya dan anaknya, maka keluarga mengizinkan Sumiarti kembali bekerja di Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan Sumarti supel, periang, dan mempunyai banyak teman dalam kehidupan sehari-hari. Sumiarti tidak pernah terlihat mempunyai masalah. Dia selalu menunjukkan keceriaannya di depan keluarga maupun teman-temannya.
"Dalam kehidupan sehari-hari berteman supel, periang, kayaknya jarang punya masalah, mudah bergaul dan sangat sayang sama orang tuanya," ujarnya.
Sejak bekerja di Hong Kong, Sumarti selalu berkurban. Dia memberikan kambing untuk musala setempat. "Saya yang memotong kambingnya," jelas Ngatiman.
Selain itu, Sumarti juga selalu memberikan uang hasil kerja kerasnya untuk pembangunan musala dan amal jariah. Hubungan sosial di antara warga sekitar pun sangat baik.
"Dia sering sumbang musala, kebetulan saya pengurusnya juga. Pokoknya banyak andilnya di musala," tutupnya.
(arb/try)