Jakarta - Kubu Koalisi Indonesia Hebat pada Rabu (29/10/2014) lalu membentuk pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat tandingan. Pimpinan DPR tandingan dibentuk sebagai wujud protes atas kepemimpinan Setya Novanto Cs.
Di awal pembentukannya koalisi yang beranggotakan Fraksi PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Hanura, dan PKB mengajukan Pramono Anung sebagai Ketua DPR tandingan.
Namun santer disebut Pramono menolak pembentukan pimpinan DPR tandingan. Walhasil saat ini Ketua DPR tandingan dijabat oleh anggota Fraksi PKB Ida Fauziah. Benarkah Pramono Anung menolak pembentukan pimpinan DPR tandingan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oh, begini dalam proses politik itu ada yang keras, ada bagian lunak. Kalau semua keras ya enggak bisa, harus ada yang lunak, dan bisa duduk bersama, akomodatif memikirkan itu. Kalau saya kan wajah yang keras. Tetapi, hari ini saya datang ke sidang yang diadakan (KIH) artinya enggak benar itu. Ini kan wajah saya, wajah lunak," kata Pramono di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Satu hari setelah kubu Koalisi Indonesia Hebat membentuk pimpinan DPR tandingan, Pramono sempat menyampaikan uneg-unegnya melalui jejaring sosial Twitter.
"Lebih baik asli drpd tandingan, akal sehat harus tetap dimiliki dalam kondisi tensi tinggi di pertandingan politik #Sabar," kata Pramono melalui akun Twitternya @pramonoanung.
(erd/nrl)