Jutting (29) yang merupakan seorang lulusan universitas terkemuka Cambridge itu kini terancam hukuman berat di Hong Kong setelah mengaku membunuh dua orang wanita yang diduga berasal dari Indonesia, Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri (Seneng Mujiasih). Polisi mencium aksi ini bukan dilakukan pertama kali, sebab ada foto-foto wanita lain yang ditemukan di apartemennya.
Dalam email yang pernah dikirimkannya, Jutting mengakui sebagai seorang psikopat gila. Dia juga baru saja keluar dari bank investasi terkemuka Merril Lynch di Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut sejumlah cerita tentang sang psikopat:
Semua Berawal karena Diselingkuhi
AFP via Getty Images
|
Daily Mail dan Telegraph menulis, sebelum pindah ke Hong Kong, Jutting pernah berpacaraan dengan seorang wanita yang berprofesi sebagai trader di London. Namun kisah cintanya kandas, karena wanita tersebut selingkuh. Dari situlah, depresi kehidupan Jutting dimulai.
Channel 4 News menyebut, gara-gara diselingkuhi, Jutting sempat mencoba bunuh diri.
Selain itu, Jutting juga dilaporkan berkencan dengan seorang mahasiswi fashion bernama Sonya Dyer. Namun belum jelas bagaimaan kisah cinta mereka.
Gemar Pesta Seks
Daily Mail
|
Seorang teman Jutting bercerita, pria asal Inggris itu bisa berpesta hingga dua-tiga hari di apartemennya. Tak hanya satu, bahkan sampai dengan 11 wanita dalam semalam.
"Dia membayar mereka sekitar 11.000 dolar Hong Kong untuk semalam. Jadi dia bisa mengeluarkan hingga 121 ribu dolar Hong Kong sekali pesta," ujar teman dari Jutting.
Apartemen tempat tinggal Jutting memang mewah. Selain kamar, ada juga kompleks sauna dan kolam renang di atasnya.
Narkoba
Daily Mail
|
"Kami sedang menyelidiki apakah tersangka berada di bawah pengaruh narkoba saat kejadian," ujar sumber kepolisian seperti dilansir media lokal, South China Morning Post, Senin (3/11/2014).
Polisi mendatangi apartemen Jutting setelah ditelepon langsung oleh pria lulusan Universitas Cambridge, Inggris, itu. Kepada polisi, dia mengakui telah melakukan pembunuhan. Di dalam apartemen mewahnya, polisi menemukan dua mayat wanita. Salah satunya diidentifikasi sebagai WNI bernama Sumarti Ningsih (25). Mayat wanita berumur 25 tahun itu ditemukan dalam sebuah koper warna hitam di balkon apartemen Jutting.
Korban lainnya, dikenal dengan nama Jesse Lorena Ruri (30), juga ditemukan dalam keadaan tanpa busana. Pada tubuhnya ditemukan luka-luka tikaman di leher dan bokong.
Seorang teman Jutting bercerita, saat berpesta seks dengan para PSK, Jutting selalu menyuplai dengan narkoba. Pesta bisa berlangsung hingga 2-3 hari.
Pembunuhan Berantai?
facebook
|
Jutting yang merupakan lulusan Cambridge University ini dicokok polisi pada pagi Sabtu pagi hari, setelah tubuh dari dua perempuan ditemukan oleh polisi. Tubuh tak bernyawa, yang salah satunya adalah Sumarti, ada di lantai 31 sebuah apartemen. Tak berlebihan kiranya jika media Inggris, Telegraph, yang dilansir detikcom, Senin (3/11/2014) mengaitkan sosok Jutting dengan Batemen dalam film American Psycho.
Karakter Batemen, seorang bankir yang hidup glamor di Manhattan, digambarkan sebagai psikopat. Batemen menjadi pembunuh berantai terhadap pekerja-pekerja seks yang berhubungan dengannya. Film bergenre 'psychological black comedy' tersebut cukup 'berdarah-darah' untuk menggambarkan kekejaman Batemen.
Dalam film adaptasi novel Bret Easton Ellis itu, sang pemeran utama membunuh gadis-gadisnya dengan kapak. Bahkan dalam keadaan telanjang berlumuran darah korban, Batemen yang diperankan Christian Bale ini mengejar calon korbannya sambil memegang gergaji mesin. Model-model karakter seperti ini agaknya memang klise jika kita sering menyimak film-film horor asal Negeri Paman Sam.
Seperti dilansir dari Dailymail, Senin (3/11), ratusan pengguna Twitter membandingkan tragedi Hong Kong yang dilakoni Jutting dengan film itu.
"Polisi sedang menginvestigasi apakah ada korban-korban lain," kata seorang petugas polisi kepada South China Morning Post pada Minggu (2/11).
Psikopat Gila
Bloomberg via Getty Images
|
Hal ini diketahui dari reply otomatis yang didapat rekannya saat mengirim email ke Jutting. Dia menyebut sudah tak bekerja lagi dan para pengirim diminta mencari orang yang bukan psikopat.
"I am out of the office. Indefinitely. For urgent enquiries, or indeed any enquiries, please contact someone who is not an insane psychopath. For escalation please contact God, though suspect the devil will have custody [Last line only really worked if I had followed through]." demikian tulis Jutting seperti dikutip dari media lokal Ming Pao dan ditulis ulang oleh Daily Mail, Senin (3/11/2014).
Jutting mulai tinggal di Hong Kong sejak Juli tahun lalu. Soal kabar mundurnya dia dari bank tempatnya bekerja juga terkonfirmasi di akun Facebook. Saat dikunjungi detikcom, ada status 'perjalanan baru' yang ditulisnya.
Belum jelas apakah pengunduran diri ini berkaitan dengan kasus pembunuhan yang dilakukannya atau tidak. Polisi Hong Kong sedang mendalaminya.
Halaman 2 dari 6