Minggu 2 November 2014, Sumarti Ningsih (25) seharusnya sudah di rumah. Tapi lewat hari itu, ia tak kunjung datang dari Hong Kong. Tak ada alasan kenapa ia batal pulang sesuai janjinya.
"Dihubungi juga tidak bisa," kata ayah Sumarti, Ahmad Khaliman (58), di rumahnya di Grumbul Banaran, Desa Gandrungmangu, Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014) malam.
Khaliman dan istrinya, Suratmi (49), mulai cemas. Sebab 2 pekan sebelumnya Sumarti berjanji akan pulang pada Minggu (2/11). Informasi mengagetkan diterima keluarga, Senin (3/11) kemarin. Sumarti tewas dibunuh di Hong Kong.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khaliman mengaku mendapat kabar dari Polres Cilacap yang datang ke rumahnya. Disebut polisi, Sumarti terkena musibah. Setelah itu, kabar lanjutan disampaikan agen penyalur tenaga kerja di Jakarta dan sepupu Sumarti di Hong Kong.
Sumarti jadi korban bankir Inggris, Rurik George Caton Jutting (29), Sabtu (1/11) atau sehari sebelum pulang. Jasad korban ditemukan terpotong dan ditaruh di dalam koper di balkon lantai 31 apartemen Rurik di Distrik Wan Chai, Hong Kong. Dari hasil penyelidikan, pria 29 tahun itu juga membunuh Jesse Lorena, perempuan 30 tahun yang diperkirakan berasal dari Filipina.
Jutting mengakui dirinya psikopat dan telah keluar dari tempatnya bekerja yaitu Merril Lynch, sebuah bank berbasis di AS. Jutting juga dikenal suka berpesta dengan sejumlah PSK. Diduga korban Jutting masih banyak.
(try/nrl)