Seorang narapidana asal Belanda yang ditahan atas kasus pembunuhan di Peru, dilaporkan ditikam berulang kali di dalam selnya. Namun otoritas penjara menduga, pria bernama Joran van der Sloot ini melukai dirinya sendiri.
Tahun 2012 lalu, Van der Sloot divonis 28 tahun penjara atas kasus pembunuhan. Dalam persidangan, dia mengakui dirinya telah mencekik dan memukuli mahasiswa jurusan bisnis asal Peru, Stephany Flores (28).
Menurut pengacaranya, Maximo Altez, Van der Sloot ditikam sebanyak tiga kali di bahu sebelah kiri pada 27 Oktober lalu, kemudian di bagian ginjalnya pada Minggu (2/11) kemarin. Secara terpisah, pejabat pada otoritas penjara setempat, INPE menyebutkan bahwa Van der Sloot sengaja menusuk dirinya sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Altez bersikeras bahwa kliennya diserang oleh narapidana lain di dalam penjara. Menurutnya, narapidana lain menyerang Van der Sloot karena kliennya menarik banyak perhatian di penjara Andean tempat dia ditahan saat ini.
"Kami percaya bahwa para narapidana sepakat untuk membunuh Joran van der Sloot demi penutupan penjara Challapalca, karena dia sangat dikenal hingga level internasional," tutur Altez.
Van der Sloot dipindahkan ke Challapalca, yang dikenal sebagai penjara keras dari sebuah penjara di Lima pada September lalu, karena berkelakuan buruk. Atas pemindahan tersebut, Van der Sloot dan istrinya yang warga Peru, Leidy Figueroa sempat menyampaikan protes.
Van der Sloot juga terdakwa utama dalam kasus hilangnya remaja Amerika Serikat, Natalee Holloway pada tahun 2005 lalu. Dia dicurigai membunuh Holloway, yang menghilang saat karya wisata sekolah di Aruba tahun 2005 lalu.
Sebelum menghilang, Holloway terlihat bersama Van der Sloot dan seorang pria lainnya. Jasad Holloway hingga kini belum juga ditemukan dan Van der Sloot telah menyangkal terlibat dalam kasus tersebut.
(nvc/ita)