Otoritas terkait negara tersebut seperti dilansir Reuters pada Senin (3/11/2014) mengatakan, pembunuhan secara sistematis tersebut merupakan pertumpahan darah terburuk di Irak sejak era militan Sunni yang pada bulan Juni lalu memporak porandakan bagian utara Irak dengan tujuan mendirikan khilafah abad pertengahan di Irak dan Suriah.
" Sebanyak 322 orang dibunuh oleh mereka, 50 diantaranya adalah mayat perempuan dan anak-anak, juga telah ditemukan dibuang di sebuah sumur ," kata Menteri Hak Asasi Manusia negara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Perdana Menteri Haider Al-Abadi dalam siaran televisi pemerintah telah memerintahkan serangan udara pada markas ISIS di kota Hit, sebagai respon pemerintah dalam menanggapi pembunuhan brutal tersebut. Namun pusat komando operasi keamanan pemerintah di kota Anbar dan warga sipil yang ditanyai Reuters malah mengaku tidak mendengar atau menyaksikan adanya serangan udara pemerintah di kawasan itu.
(rni/fjr)