"Mungkin Gus Mus (KH Mustofa Bisri-red) yang saat ini menjabat sebagai Plt Rois 'Am juga akan banyak didorong untuk maju lagi, namun yang terang-terangan akan mencalonkan diri sebagai Rois 'Am adalah KH Hasyim Muzadi. Kami mendukung sepenuhnya keinginan itu. Beliau kiai yang sangat mumpuni dan memiliki jaringan yang luar biasa," ujar koordinator ketua PCNU se-Surakarta, Hilmy Sakdillah, Sabtu (1/11/2014).
Wakil Ketua PCNU Kota Surakarta, Al-Munawwar, menegaskan Hasyim Muzadi. Memiliki berbagai kelebihan, diantaranya kedekaatannya Presiden Jokowi akan sangat membantu dalam menjaga hubungan baik NU dengan sang penguasa. Hasyim, kata dia, mempunyai kontribusi sangat besar dalam keterpilihan Jokowi pada Pilpres yang lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Agak merepotkan kalau Rois 'Am tidak tinggal di Jakarta. Dulu waktu dipimpin Mbah Sahal (alm KH Sahal Mahfud -red), kalau ada surat-surat yang harus ditandatangani ya harus dikirim ke Pati. Sekarang ya begitu, harus dikirim ke Rembang atau menunggu kalau Gus Mus ada acara ke Jakarta," timpal Hilmy.
Sedangkann untuk ketua umum tanfidziyah PBNU, kata Hilmy, NU se-Surakarta menjagokan mantan ketua PWNU Jateng, M Adnan. Alasannya, selain karena pengalamannya telah memimpin NU di Jateng selama tiga periode, Adnan juga memilikii kedekatan khusus dengan Hasyim Muzadi. Selain itu selama ini belum pernah tokoh NU Jateng memegang posisi ketua tanfidziyah PBNU.
"Pak Adnan sudah kami minta ketegasannya, beliau sanggup menjabat sebagai ketua umum tanfidziyyah PBNU kalau Rois 'Am-nya Kiai Hasyim Muzadi. Kiai Hasyim juga punya kedekatan khusus dengan Pak Adnan. Lagipula Rois 'Am itu memiliki kewenangan khusus. Kalau seseorang tidak disetujui oleh Rois 'Am maka dia tidak akan bisa menjabat ketua tanfidz. Jadi Rois 'Am itu punya semacam hak veto," lanjut Hilmy.
(mbr/rmd)