Di Tengah Gencatan Senjata, Roket Ditembakkan dari Gaza ke Israel

Di Tengah Gencatan Senjata, Roket Ditembakkan dari Gaza ke Israel

- detikNews
Sabtu, 01 Nov 2014 18:06 WIB
Ilustrasi (Reuters)
Gaza City - Sebuah roket mortir dilaporkan kembali ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel. Insiden ini merupakan yang kedua kalinya terjadi sejak gencatan senjata disepakati pada Agustus lalu.

Beberapa jam setelah mortir tersebut jatuh di wilayah Israel, tidak terdengar dan tidak terlihat balasan dari pihak Israel. Ini menunjukkan tampaknya Israel ingin menghindari semakin meluasnya aksi saling serang.

Gencatan senjata jangka panjang disepakati oleh Israel, Palestina dan Hamas pada 26 Agustus lalu. Sejak saat itu, perundingan terus digelar dengan mediasi Mesir demi mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tembakan mortir ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dengan Palestina di Yerusalem Timur. Aksi protes terbaru muncul ketika polisi Israel menembak mati pria Palestina yang menembak aktivis Yahudi.

"Sebuah roket atau mortir diluncurkan semalam, dari Gaza dan jatuh di wilayah Israel bagian selatan. Tidak ada kerusakan ataupun korban luka yang dilaporkan," tutur juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Peter Lerner, seperti dilansir Reuters, Sabtu (1/11/2014).

Belum ada pihak atau kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Menurut juru bicara militer Israel, pihaknya masih mencari serpihan roket atau mortir yang ditembakkan dari wilayah Gaza tersebut.

Bentrokan terbaru antara warga Palestina dengan polisi Israel terjadi di Yerusalem Timur, tepatnya di sekitar kompleks masjid al-Aqsa, pekan ini. Pada Kamis (30/10), Israel menutup akses ke kompleks masjid ternama tersebut, dengan alasan keamanan.

Penutupan tersebut menuai kecaman dari banyak pihak. Bahkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut penutupan tersebut sebagai pernyataan perang.

Otoritas Palestina juga menuding Israel berniat untuk mengubah status-quo atas kompleks tersebut. Kompleks yang biasa disebut sebagai Haram al-Sharif oleh umat muslim dan disebut sebagai Temple Mount oleh Yahudi, merupakan tempat suci ketiga bagi umat muslim dan tempat paling sakral bagi umat Yahudi.

Atas tudingan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membantahnya. Netanyahu menegaskan, Israel sama sekali tidak berniat untuk mengubah status-quo di kompleks tersebut, di mana selama ini umat Yahudi hanya diperbolehkan berkunjung, namun dilarang berdoa di lokasi tersebut.

(nvc/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads