Petugas Medis Positif Tertular, AS Perlu Pikirkan Kembali Penanganan Ebola

Petugas Medis Positif Tertular, AS Perlu Pikirkan Kembali Penanganan Ebola

- detikNews
Selasa, 14 Okt 2014 04:01 WIB
Texas -

Petugas kesehatan di rumah sakit Texas Health Presbyterian Hospital di Dallas terjangkit Ebola saat merawat pasien sekarat Liberia di Amerika. Pejabat-pejabat tinggi kesehatan AS mengatakan hal ini membuat Amerika harus memikirkan bagaimana menangani penyakit yang sangat menular ini hingga dapat menular di luar Afrika Barat.

Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (US Centers for Disease Control and Prevention atau CDC), Thomas Frieden mengatakan, pihaknya hingga kini masih menyelidiki bagaimana perawat dapat terinfeksi saat merawat Thomas Eric Duncan di bangsal isolasi di Texas Health Presbyterian Hospital.

Alhasil dari penyakit mematikan tersebut, pada Rabu (8/10/2014) lalu Duncan meninggal. Kemudian perawat yang terjangkit virus teridentifikasi oleh Dallas TV Penyiar WFAA sebagai Nina Pham (26) merupakan orang pertama yang tertular virus di tanah AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harus memikirkan kembali cara kita mengatasi pengendalian infeksi Ebola. Bahkan infeksi tunggal tidak dapat diterima," kata Frieden kepada wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (13/10/2014). "Perawatan Ebola sulit. Kami berupaya untuk membuatnya lebih aman dan lebih mudah," imbuhnya.

Selanjutnya, Frieden juga meminta maaf atas peryataannya pada Minggu (12/10/2014), ketika sang perawat terinfeksi pertama kali terungkap, ia menyarankan agar ia bertanggung jawab atas pelanggaran protokol dan menyebabkannya terjangkit virus Ebola. Beberapa ahli kesehatan mengatakan, komentarnya Frieden telah gagal mengatasi kesenjangan dalam pelatihan staf rumah sakit untuk menangani Ebola,

"Maaf kalau itu adalah kesan yang diberikan," ujar Frieden. Atas kejadian tertularnya seorang perawat, badan kesehatan akan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran Ebola di rumah sakit bangsa dan pelatihan untuk staf.

Teman dekat keluarga Pham yang juga guru pelajaran Alkitab Our Lady of Gereja Katolik Fatima di Fort Worth, Tom Ha mengatakan keluarga shock ketika mengetahui Pham tertular Ebola.

"Ibu menangis, sangat marah," katanya.

Pihak Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Barrack Obama dijadwalkan akan bertemu dengan anggota senior pemerintahannya guna membahas cara-cara untuk memastikan sistem negaranya siap merawat orang-orang yang terjangkit virus Ebola.

Sementara itu, pejabat penegak hukum Lousiana, AS mengatakan ia akan mengajukan perintah penahanan sementara untuk mencegah barang-barang pribadi dari Duncan. Selain itu, Jaksa Agung Lousiana, Buddy Caldwell menuturkan barang-barang Duncan dari Apartemennya dibawa ke Port Arthur, Texas pada Jumat (10/10/2014) untuk diproses di Veolia Environmental Services insinerator. Setelah barang-barang tersebut dibakar, akan di bawa ke TPA limbah berbahaya di Lousiana.

"Ada terlalu banyak yang diketahui pada saat ini, dan itu tidak masuk akal untuk transportasi berpotensi berbahaya Ebola limbah di lintas negara," kata Caldwell. Menurut pedoman CDC, virus Ebola tidak bertahan pada bahan yang telah dibakar.

Saat ini wabah Ebola merupakan yang terburuk dalam sejarah dan telah menewaskan lebih dari 4 ribu orang yang sebagian besar di Afrika Barat yakni di Liberia, Sierra Leone, dan guinea. Duncan warga Liberia terkena Ebola dari negara asalnya dan menyebarkan penyakit saat mengunjungi Amerika.

Ebola dapat mengakibatkan demam, muntah, dan diare. Kemudian menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah atau air liur. Infeksi Ebola yang dialami Pham diketahui merupakan yang kedua terjadi di luar Afrika Barat, sejak wabah mematikan tersebut dimulai pada bulan Maret.






(tfn/jor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads