Video tersebut diunggah ke Facebook dan situs Youtube. Pengguna Facebook dan Youtube mengaku kaget dan ngeri sebab pelaku dan korban adalah bocah SD. Apalagi peristiwa terjadi di ruang kelas.
Di salah satu video berdurasi 4 menit 15 detik, tampak seorang siswi berjilbab berdiri di pojok kelas, dia jadi sasaran pukulan dan tendangan teman-temannya. Berkali-kali ia menerima pukulan dan tendangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta-fakta tentang video kekerasan tersebut:
1. Terjadi Saat Pelajaran Agama
Ilustrasi (dok. detikcom)
|
"Kejadiannya sudah lama. Pas pelajaran agama. Gurunya sedang meninggalkan kelas untuk mengajar di sekolah lain," kata Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).
Berdasarkan konfirmasi, peristiwa terjadi pada 18 September 2014 lalu. Videonya beredar di dunia maya dan membuat heboh. Senin (6/10) lalu, Disdikpora datang sekolah swasta tersebut dan mendalami kejadiannya.
Saat kejadian, guru agama meninggalkan kelas dan mengajar di sebuah SMP. "Ada pelajaran tambahan di kabupaten lain, di Agam," kata Erdi.
Aksi brutal siswa SD itu terjadi di ruang kelas. Dalam video, seorang siswi berada di pojok kelas, lalu jadi sasaran pemukulan dan tendangan teman-temannya secara bergantian. Dia menangis, tapi teman-temannya tak menghentikan aksinya.
2. Berawal dari Candaan
|
"Rupanya hal itu dipicu hinaan anak (korban pemukulan) ke orangtua temannya. Maksudnya mungkin bercanda, tapi temannya tidak terima. Lalu terjadi seperti itu," kata Erdi saat dihubungi detikcom, Minggu (12/10/2014).
3. Direkam Pakai Ponsel Ortu yang 'Dicuri' Siswa
|
"Ponsel 'dicuri' dari orangtua salah satu siswa dan dibawa ke sekolah," kata Kepala Bidang TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).
Erdi mendapatkan informasi itu setelah Disdik mendatangi sekolah dan mengkroscek video tersebut. Salah satu siswa merekam aksi tersebut, tapi tidak diketahui bagaimana akhirnya video bisa muncul dalam jejaring sosial dan situs Youtube.
4. Pelaku 7 Orang
Ilustrasi (sumber:modernmom.com)
|
"Total tujuh anak," kata Kepala Bidang TK dan SD Disdikpora Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).
"Mereka sudah dikumpulkan. Siswi yang menghina (orangtua siswa) sudah meminta maaf. Begitu juga 7 anak (yang menganiaya) itu," tambah Erdi.
5. Wali Kota Siap Beri Sanksi ke Guru
Ismet Amzis (Foto:Wikipedia)
|
"Saya akan evaluasi sekolah, seluruhnya, termasuk guru-guru," kata Ismet kepada detikcom, Minggu (12/10/2014).
Menurut Ismet, ada banyak kelalaian yang dilakukan pihak sekolah dan guru terjadi terkait 'penganiayaan' siswi SD tersebut. Pihak sekolah dianggap lalai dalam memperhatikan siswa-siswanya.
"Guru agama juga ternyata meninggalkan kelas bukan pada saat jam istirahat," sambung Ismet.
Setelah kasus ini ramai diperbincangkan, Ismeth mengaku langsung memanggil kepala sekolah, guru, orangtua hingga ketua yayasan. Meski persoalan ini sudah didamaikan, namun Ismeth berjanji akan tetap menggelar evaluasi.
"Soal sanksi, kita pelajari dulu," tandasnya.
"Kalau memang lalai, akan diambil tindakan," tutupnya.
6. Berakhir Damai, Pelaku Minta Maaf
Ilustrasi (Foto: handsonblog.org)
|
"Sudah ada perjanjian biar kedua pihak tidak saling menuntut," kata Kepala Bidang TK dan SD Disdikpora Kota Bukittinggi, Erdi, kepada detikcom melalui telepon, Minggu (12/10/2014).
Erdi menambahkan, baik korban maupun pelaku sama-sama minta maaf. "Orangtua siswa juga sudah dikumpulkan dan sama-sama mengerti," ungkap Erdi.
Erdi meminta kepsek memberi sanksi guru bersangkutan. Sebab, karena guru meninggalkan kelas, siswa-siswi memiliki kesempatan berlaku brutal. "Kedua, kami pasti tindaklanjuti untuk (sanksi) sekolah," tandasnya.
Pasca kejadian, Disdik mengumpulkan sekolah se-Bukittinggi. Para kepala sekolah diharapkan memantau guru dan anak didik. Jika ditemukan kejadian serupa, maka Disdik tidak segan-segan langsung memberi sanksi.
Halaman 2 dari 7