Selama Kemarau, Lebih dari 50 Lahan Kosong di Semarang Terbakar

Selama Kemarau, Lebih dari 50 Lahan Kosong di Semarang Terbakar

- detikNews
Kamis, 09 Okt 2014 18:15 WIB
Semarang - Selama musim kemarau, suhu udara di Kota Semarang memang sangat panas. Bahkan dari catatan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, jumlah kebakaran meningkat sejak memasuki musim kemarau.

Kepala Bidang Operasional dan Pengendalian Dinas Pemadam Kebakaran, Sumarsono mengatakan saat ini memang masih memasuki masa transisi musim kemarau ke musim hujan sehingga pada siang hari suhu udara akan panas sekali dan sewaktu-waktu turun hujan.

"Musim kemarau ini volume kebakaran meningkat. Dari catatan hingga September, ada 177 kejadian," kata Sumarsono saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Madukoro, Semarang, Kamis (9/10/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Bidang Operasional Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Supriyanto menambahkan, 177 peristiwa itu antara lain terjadi di perumahan 68 kejadian, industri 35 kejadian, kendaraan 38 kejadian, dan campuran 2 kejadian.

"Paling banyak memang lahan kosong dan ilalang. Sejak memasuki kemarau pertengahan Juni sampai Oktober ini, 50-an kejadian ada," jelas Supriyanto.

Menurut Supriyanto, meningkatnya kebakaran ilalang karena suhu panas dan angin sehingga menyebabkan ilalang yang kering saling bergesekan. Namun sangat dimungkinan disebabkan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan yaitu membuang putung rokok.

"Angin kencang, panas, kemudian terjadi gesekan lalu terbakar. Atau orang tidak sengaja membuang putung rokok. Dalam musim kemarau ini memangpaling tinggi lahan kosong dan ilalang yang terbakar," pungkasnya.

Ia berharap pemilik lahan lebih memperhatikan wilayahnya, jangan biarkan ilalang tumbuh tinggi terutama saat kemarau karena rawan kebakaran. Memang tidak ada kerugian bagi pemilik lahan, namun hal itu membahayakan warga yang tinggal di sekitarnya.

"Hari senin kemarin di daerah Sendang Mulyo ada warga yang membantu memadamkan kebakaran lahan. Namun ia lupa menutup jendela kamar sehingga percikan api masuk dan membakar kamar seisinya. Seharusnya tidak ada kerugian, tapi warga jadi rugi," jelas Supriyanto.

"Biasanya yang melaporkan kebakaran itu bukan pemilik lahan, tapi warga sekitar," imbuhnya.

Supriyanto menegaskan pihaknya selalu sigap jika menerima laporan sekecil apapun. Pihaknya selalu berusaha secepat mungkin tiba di lokasi dengan estimasi waktu tempuh rata-rata 15 menit.

"Jadi jika ada yang mengatakan pemadam terlambat. Itu dikarenakan jalan padat atau akses ke lokasi harus memutar," katanya.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads