Kepala Bidang Operasional dan Pengendalian Dinas Pemadam Kebakaran, Sumarsono mengatakan saat ini memang masih memasuki masa transisi musim kemarau ke musim hujan sehingga pada siang hari suhu udara akan panas sekali dan sewaktu-waktu turun hujan.
"Musim kemarau ini volume kebakaran meningkat. Dari catatan hingga September, ada 177 kejadian," kata Sumarsono saat ditemui detikcom di kantornya, Jalan Madukoro, Semarang, Kamis (9/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling banyak memang lahan kosong dan ilalang. Sejak memasuki kemarau pertengahan Juni sampai Oktober ini, 50-an kejadian ada," jelas Supriyanto.
Menurut Supriyanto, meningkatnya kebakaran ilalang karena suhu panas dan angin sehingga menyebabkan ilalang yang kering saling bergesekan. Namun sangat dimungkinan disebabkan manusia yang tidak peduli dengan lingkungan yaitu membuang putung rokok.
"Angin kencang, panas, kemudian terjadi gesekan lalu terbakar. Atau orang tidak sengaja membuang putung rokok. Dalam musim kemarau ini memangpaling tinggi lahan kosong dan ilalang yang terbakar," pungkasnya.
Ia berharap pemilik lahan lebih memperhatikan wilayahnya, jangan biarkan ilalang tumbuh tinggi terutama saat kemarau karena rawan kebakaran. Memang tidak ada kerugian bagi pemilik lahan, namun hal itu membahayakan warga yang tinggal di sekitarnya.
"Hari senin kemarin di daerah Sendang Mulyo ada warga yang membantu memadamkan kebakaran lahan. Namun ia lupa menutup jendela kamar sehingga percikan api masuk dan membakar kamar seisinya. Seharusnya tidak ada kerugian, tapi warga jadi rugi," jelas Supriyanto.
"Biasanya yang melaporkan kebakaran itu bukan pemilik lahan, tapi warga sekitar," imbuhnya.
Supriyanto menegaskan pihaknya selalu sigap jika menerima laporan sekecil apapun. Pihaknya selalu berusaha secepat mungkin tiba di lokasi dengan estimasi waktu tempuh rata-rata 15 menit.
"Jadi jika ada yang mengatakan pemadam terlambat. Itu dikarenakan jalan padat atau akses ke lokasi harus memutar," katanya.
(alg/try)