"Saya mengalami fase ini bersama dengan Pak Bambang (Bambang Sadono). Kami hanya menjalankan amanah paripurna. Pertahanan satu tapi kenapa di antara kita ada yang menugasi itu. Pasti menang kalau tidak ada pengkhianatan," kata Asri dalam sidang di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (8/10/2014).
Asri berbicara dengan suara keras dan sempat menggebrak meja. Hal itu pun menimbulkan interupsi dari senator lain dan akhirnya Asri lebih tenang menyampaikan pendapatnya meski masih dengan suara kencang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berapa lama setelah itu, pimpinan sidang Irman Gusman menutup paripurna dan akan dilanjutkan dengan pemilihan alat kelengkapan dewan pada Kamis (9/10) besok. Oesman Sapta yang akhirnya menjadi wakil ketua MPR setelah diusung Koalisi Merah Putih (KMP) merasa bersyukur calon dari DPD dapat diterima 2 kubu di DPR.
"Kita memang sudah berjuang maksimal. Tapi di dalam pertandingan, inikan pertandingan dua raksasa. Yang paling itu bahwa kita terima DPD, diterima oleh kedua belah pihak. Itu yang paling penting. Disinilah pencairan antar DPD dengan semua pihak. Antar DPD dan DPR. Suatu perekat yang dapat dijadikan landasan kedepan," ucapnya usai paripurna.
Dia mengatakan wajar apabila kedua kubu itu saling tarik menarik dukungan. Sebab di dalam politik, semua kubu memiliki kepentingan tertentu.
"Tapi yang saya peringatkan, saya tidak bisa diatur-atur. Seperti di partai. Karena saya mempunyai tugas-tugas yang mampu mengatasi hal-hal yang sesuai dengan kepentingan DPD itu sendiri," ucapnya.
(dha/erd)