Pemimpin Demo Hong Kong Setuju Dialog, Jumlah Demonstran Menyusut

Pemimpin Demo Hong Kong Setuju Dialog, Jumlah Demonstran Menyusut

- detikNews
Selasa, 07 Okt 2014 14:39 WIB
foto: Getty Images
Hong Kong, - Aksi demonstrasi pro-demokrasi terus berlangsung di Hong Kong, meski jumlah pesertanya telah menurun drastis. Sekumpulan kecil demonstran kembali berkumpul di jalan-jalan Hong Kong hari ini. Mereka tetap bertahan meski pemimpin Hong Kong terus menyerukan untuk membubarkan diri.

Aksi demo menuntut pemilihan umum secara langsung tersebut telah membuat kota Hong Kong lumpuh selama lebih dari sepekan. Beberapa hari lalu, jumlah demonstran bahkan mencapai puluhan ribu orang.

Namun sejak pemerintah Hong Kong menawarkan dialog dengan para pemimpin demo yang kemudian menerima tawaran tersebut, jumlah demonstran pun berkurang. Hari ini, para demonstran terus berunjuk rasa di sejumlah titik meski dengan jumlah yang menyusut. Para demonstran itu bertekad untuk terus melakukan aksi mereka, meski mereka juga tak yakin aksi ini akan berhasil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jujur saja, saya tidak yakin kami bisa berhasil. Namun apakah kami berhasil atau tidak, saya berupaya maksimal. Saya pun tahu bahwa kita bisa bersuara ketika diperlukan," cetus Dickson Yeung, seorang pemuda berumur 20 tahun seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2014).

"Saya masih punya harapan kami bsia mencapai tujuan kami akan demokrasi yang sebenarnya," tutur May Lim, mahasiswi berumur 19 tahun yang telah ikut berdemo selama sepekan.

Sebelumnya pada Senin, 6 Oktober malam, pemimpin Hong Kong Leung Chun-ying kembali mengeluarkan peringatan bagi para demonstran untuk membubarkan diri.

Sementara itu, para pemimpin demonstran telah melakukan putaran kedua persiapan dialog dengan perwakilan pemerintah pada Senin (6/10) malam waktu setempat. Kedua pihak sepakat untuk melanjutkan ke negosiasi resmi.

"Kami akan melakukan beberapa putaran negosiasi," ujar Lester Shum, wakil sekjen Federasi Mahasiswa Hong Kong, salah satu pemimpin demonstran.

Lewat aksinya, demonstran Hong Kong menuntut hak untuk mencalonkan sendiri kandidat pemimpin Hong Kong pada tahun 2017 mendatang. Sementara otoritas China bersikeras bahwa hanya para kandidat yang telah disetujui China-lah yang bisa mencalonkan diri. Hal inilah yang diprotes para demonstran dan dianggap sebagai "demokrasi palsu".

(ita/ita)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads