Seorang mahasiswa Jepang dicurigai berniat pergi ke Suriah untuk bergabung dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kepolisian Tokyo tengah menyelidiki kasus ini secara mendalam.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga seperti dilansir Reuters, Selasa (7/10/2014). Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut oleh Suga.
Namun harian Asahi Shimbun melaporkan, kepolisian setempat tengah menginterogasi seorang pemuda berusia 26 tahun terkait hal ini. Pemuda itu diketahui mengambil cuti panjang dari kuliahnya di Hokkaido University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengetahui polisi melakukan pemeriksaan didasarkan pada aturan pidana yang berlaku. Tapi saya ingin menahan diri untuk menjelaskan secara detail karena persoalan ini masih diselidiki," sebut Suga dalam konferensi pers.
"Sebagai anggota komunitas internasional, negara kita memiliki kebijakan aktif untuk mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap terorisme," imbuhnya.
Dalam laporannya, Asahi Shimbun juga menyebutkan polisi menyita paspor milik mahasiswa tersebut, serta menginterogasi seseorang yang berkaitan dengan sebuah toko buku di Tokyo, yang menjadi lokasi dipasangnya lowongan kerja di Suriah.
Bulan lalu, Dewan Keamanan PBB menyerukan agar semua negara menetapkan tindak kriminal serius bagi warga negaranya yang bepergian ke luar negara untuk bertempur bagi kelompok militan, atau bagi mereka yang merekrut atau mendanai kelompok militan asing.
Dalam keterangan terpisah, mantan Komandan Angkatan Udara Jepang Toshio Tamogami mengutip pernyataan pejabat senior Israel yang menyebut ada 9 warga Jepang yang bergabung dengan ISIS. Meskipun hal tersebut belum dikonfirmasi secara resmi oleh pemerintah Jepang.
(nvc/ita)