Seorang mantan agen intelijen Prancis dilaporkan bergabung dengan militan jaringan Al-Qaeda di Suriah. Pria Prancis ini menjadi salah satu sasaran serangan udara pasukan Amerika Serikat di Suriah.
Disebutkan bahwa mantan agen intelijen ini sengaja membelot dan bergabung dengan militan jaringan Al-Qaeda di Suriah, namun tidak diketahui kapan tepatnya. Tidak disebutkan juga identitasnya.
Yang jelas, mantan agen intelijen Prancis ini dicurigai merencanakan penyelundupan bom non-logam menggunakan pesawat penumpang tujuan negara-negara Barat. Demikian laporan ABC television yang mengutip dua sumber intelijen terkait, seperti dilansir AFP, Selasa (7/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan McClatchy, sumber intelijen Eropa menyebut mantan agen intelijen ini sebagai pembelot dengan pangkat tertinggi yang pernah bergabung dengan kelompok terorisme. Awalnya dia bergabung dengan miltian Al-Qaeda di Afghanistan, sebelum akhirnya pergi ke Suriah.
Disebutkan McClatchy, mantan agen intelijen ini menjadi salah satu target serangan udara AS di Suriah, yang ditujukan kepada militan Al-Nusra Front, yang masih terkait jaringan Al-Qaeda di Suriah.
Beberapa waktu lalu, pejabat AS menyebut serangan udaranya ditargetkan kepada kelompok militan Khorasan, yang dikenal sebagai gabungan veteran militan Al-Qaeda.
Menanggapi laporan tersebut, Kementerian Pertahanan Prancis membantah adanya keterlibatan mantan agen intelijennya. "Laporan soal seseorang yang pernah mengabdi pada badan intelijen kementerian pertahanan kami benar-benar salah," terang seorang pejabat kementerian tersebut kepada AFP.
Sedangkan DGSE, lembaga spionase setempat, menolak untuk berkomentar atas laporan ini. Demikian halnya dengan Kementerian Luar Negeri Prancis, yang juga enggan berkomentar.
Masih menurut laporan McClatchy, mantan agen intelijen Prancis tersebut dikenal sebagai ahli bahan peledak. Dilaporkan, dia berhasil lolos dari serangan AS dan masih hidup hingga kini.
(nvc/ita)