Seorang warga Amerika Serikat diketahui menjadi salah satu sandera militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Dalam pernyataannya Juni lalu, Peter Kassig mengutarakan, dirinya takut mati di tangan ISIS.
Mantan tentara AS yang berusia 26 tahun ini dimunculkan dalam bagian terakhir video pemenggalan relawan kemanusiaan asal Inggris, Alan Henning. Video aksi keji tersebut dirilis ISIS pada Jumat (3/10) lalu di internet.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/10/2014), berbagai isi surat Kassig saat dirinya disandera, akhirnya dirilis pihak keluarga, pekan ini. Disebutkan bahwa selama disandera, Kassig menjadi seorang mualaf atas inisiatif sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua orangtua Kassig menyatakan, anak mereka telah mengamati warga setempat yang berpuasa saat Ramadan pada Juli-Agustus 2013 lalu sebelum diculik. Saat itu, lanjut mereka, Kassig mengaku mulai merasakan dampak spiritual besar ajaran Islam pada dirinya.
Kemudian setelah menjadi mualaf, menurut orangtuanya, Kassig memilih nama muslim Abdul Rahman dan mulai mempraktikkan cara ibadah umat muslim pada umumnya, termasuk salat lima waktu.
"Kami melihat ini sebagai bagian dari perjalanan spiritual putra kami," terang orangtua Kassig, Ed dan Paula dalam pernyataannya yang dirilis Sabtu (4/10).
ISIS membenarkan pembunuhan warga asing yang menjadi sanderanya sebagai bentuk balas dendam atas serangan udara terhadap ISIS, yang dipimpin AS di Irak maupun Suriah.
"Kami terus mendorong pemerintah (AS) untuk menghentikan aksinya dan terus menyerukan kepada penculiknya untuk mengampuninya dan melepaskannya (Kassig)," sebut orangtua Kassig.
Kedua orangtua Kassig kemudian mengungkapkan salah satu isi surat Kassig yang bertanggal 2 Juni. Sebagian isi surat tersebut disunting karena sejumlah informasi sensitif, meskipun orangtuanya menyatakan semua kata-kata dalam surat tersebut ditulis sendiri oleh Kassig.
"Saya sebenarnya takut untuk mati, tapi hal terburuk ialah tidak mengetahui, bertanya-tanya, berharap dan bertanya-tanya apakah saya memang harus berharap. Saya sangat sedih semua ini terjadi dan atas semua yang dialami oleh kalian semua di tanah air," tulis Kassid dalam suratnya.
"Jika saya mati, saya pikir setidaknya kalian dan saya bisa mencari penghiburan dengan mengetahui bahwa saya pergi saat berusaha meringankan penderitaan dan membantu mereka yang membutuhkan," imbuh surat tersebut.
Kassig diketahui mendirikan organisasi kemanusiaan dan melatih sedikitnya 150 warga sipil setempat untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga Suriah. Organisasinya juga memberikan suplai makanan, pakaian dan obat-obatan kepada mereka yang membutuhkan.
Kassig menghilang di Suriah sejak 1 Oktober 2013 lalu, saat sedang mengembangkan organisasinya.
(nvc/ita)