Terkuaknya Bisnis Obat Aborsi, dari Pembeli Muda hingga Pemasok Jakarta

Terkuaknya Bisnis Obat Aborsi, dari Pembeli Muda hingga Pemasok Jakarta

- detikNews
Senin, 06 Okt 2014 15:34 WIB
Terkuaknya Bisnis Obat Aborsi, dari Pembeli Muda hingga Pemasok Jakarta
Bandung - Kankan Irawan (32), warga Cimahi, dibekuk polisi. Ia dijerat UU Kesehatan karena menjual obat penggugur kandungan. Bagaimana ia beroperasi, siapa pembeli obat tersebut, dan dari mana ia mendapatkan barang dagangan?

Kankan menawarkan barang dagangan melalui blog. Dia mencantumkan nomor telepon agar pembeli bisa meng-order setiap saat. Bisnis ini, menurut Kankan, dilakukan sejak tahun 2013. Tapi polisi menduga bapak beranak satu itu sudah beroperasi sejak 2009 silam.

Rabu (1/10) lalu, aksi Kankan terhenti. Ia dibekuk di sebuah mal di Jalan Djunjunan (Pasteur), Kota Bandung. Di tasnya ditemukan sejumlah merek obat dan jamu. Kemudian ia digelandang ke Mapolresta. Dalam pengusutan lanjutan, polisi menemukan lebih dari 100 butir dua merek obat inisial C dan G, 5 butir obat penahan rasa sakit, dan 8 bungkus (satu bungkus berisi 10 kemasan) jamu bersalin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tersangka tidak memiliki izin edar dan keahlian khusus dalam bidang farmasi," kata Kapolrestabes Bandung Mashudi.

Saat ini, Kankan ditahan di kantor polisi. Ini kisah di balik terkuaknya bisnis ilegal tersebut:



1. Pembeli

Siapa konsumen Kankan? Bisa pria, bisa wanita. Yang jelas, mereka masih muda. Usia sekitar 20-an tahu. Kankan mengaku tak mengenal betul konsumennya dengan dalih tidak berinteraksi berlebihan.

"Saya enggak banyak tanya soal status pembeli. Jadi jual putus. Satu bulan paling ada empat hingga lima pembeli," tutur Kankan.

2. Reseller 'Terpercaya'

Kankan menjelaskan, barang dagangannya diperoleh dari seseorang asal Jakarta berinisial S. Ia hanya perlu mentransfer kemudian barang akan segera dikirim melalui jasa ekspedisi. Kemudian ia menjualnya lagi ke konsumen secara langsung.

"Transaksi dengan konsumen biasanya lewat SMS atau pesan singkat, lalu COD (Cash on Delivery) atau bayar di tempat," ujarnya.

"Kenapa pilih COD, agar pembeli percaya. Kalau penjual lain, kebanyak menipu," tambahnya.

3. Bukan Obat Khusus

Kankan tak menjelaskan berapa banyak keuntungan didapatnya dari bisnis itu. Yang jelas, ia membanderol harga Rp 850 ribu hingga Rp 2 juta per paket. Apa yang dijual itu benar-benar obat pengugur kandungan?

"Obat ini sebenarnya buat penderita sakit maag," kata Kankan.
Halaman 2 dari 4
(try/ern)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads