Parlemen Jepang kini tengah dihebohkan oleh syal merah. Penyebabnya, syal merah yang dikenakan oleh seorang menteri wanita di pemerintahan Jepang tersebut dianggap melanggar ketentuan dress code parlemen.
Menteri Kehakiman Jepang, Midori Matsushima mencuri perhatian banyak orang ketika menghadiri sidang paripurna di gedung parlemen pada Rabu (1/10). Matsushima menuai protes keras dari anggota parlemen dari kelompok oposisi.
Aturan yang sudah diterapkan selama beberapa dekade di Jepang, melarang adanya topi, mantel, atau syal dalam setiap rapat maupun sidang yang digelar di ruangan manapun di dalam gedung Parlemen Jepang. Demikian seperti dilansir AFP, Jumat (3/10/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Matsushima yang mantan jurnalis ini, menyangkal telah melakukan pelanggaran aturan berpakaian. Dia mengaku terkejut saat gaya berpakaiannya diprotes oleh anggota parlemen.
"Syal hanya bagian kecil dari pakaian saya. Ini merupakan item busana biasa untuk wanita biasa," ucapnya kepada wartawan setempat.
Menutur Matsushima, terdapat perbedaaan antara syal yang dikenakan untuk menjaga tubuh tetap hangat, yang juga disebut 'erimaki' dalam bahasa Jepang, dengan syal yang dikenakan sebagai hiasan saja.
Matsushima merupakan salah satu dari 5 wanita yang ada dalam kabinet terbaru Perdana Menteri Shinzo Abe. Dia dilantik bulan lalu.
(nvc/ita)