Dibekuk Polisi, Begini Lika-liku Blogger Penjual Obat Aborsi di Bandung

Dibekuk Polisi, Begini Lika-liku Blogger Penjual Obat Aborsi di Bandung

- detikNews
Kamis, 02 Okt 2014 13:52 WIB
Bandung - Situs penjual obat aborsi ternyata bukan bualan semata. Meski banyak orang menyebut praktik penipuan, sisi lain rupanya keberadaan penjualnya memang asli. Bahkan pedagang obat penghancur janin ini nekat melakoni transaksi bertatap muka langsung dengan calon pembeli.

"Saya jualannya sistem COD (cash on delivery). Layanannya khusus area Bandung," ucap Kankan Irawan (32) di Markas Satnarkoba Polrestabes Bandung, Jalan Sukajadi, Kamis (2/10/2014).

Blogger tersebut menjual obat penggugur kandungan via online memanfaatkan situs blog internet milik pribadi. Polisi membekuk Kankan di depan mal Giant, Jalan Djunjunan (Pasteur), Kota Bandung, Rabu (1/10) kemarin. Penangkapan ini setelah polisi menyawar sebagai calon pembeli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa pilih COD, ya agar konsumen percaya. Kalau penjual atau situs internet lain 'kan kebanyakannya menipu," kata Kankan.

Dua merek obat aborsi berbentuk tablet ini dijual Kankan seharga Rp 85 perbutir. Namun Kankan kerap menyarankan agar konsumen membeli sistem paket dengan harganya variatif sesuai usia kehamilan. Dia membanderol mulai Rp 850 ribu hingga Rp 2 juta perpaket.

Bentuk dan kemasan obat yang kini disita polisi itu memang serupa dengan gambar obat yang beredar luas di jagat maya atau internet.

"Obat ini sebenarnya buat penderita sakit maag. Namun efek sampingnya kalau dikonsumsi berlebihan bisa mengugurkan kandungan," tutur Kankan.

Dia mengaku mendapatkan obat aborsi itu dari seseorang inisial S di Jakarta. Kankan memesan dengan cara transfer ke rekening S. Lalu obat antihamil itu dikirim via paket jasa pengiriman barang.

Kankan mengaku sejak 2013 melakoni bisnis ilegal penjualan obat aborsi. "Transaksi dengan konsumen biasanya lewat SMS atau pesan singkat. Memang nomor telepon saya sengaja dicantumkan di blog," ujarnya.

Siapa pembelinya? "Selama ini saya enggak banyak tanya soal status pembeli. Jadi jual putus. Satu bulan paling ada empat hingga lima pembeli," tutur Kankan.

Menurut dia, para pembelinya ada pria dan perempuan. "Mereka masih muda-muda, ya usia 20 tahun ke atas," kata Kankan menambahkan.

(bbn/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads