Pemprov DKI tentu tak bisa sendiri. Mesti ada kemauan dan keikhlasan dari kepolisian dan TNI membantu niat baik Pemprov. Selama ini keluhan masyarakat hanya bisa disimpan di hati.
"Saya sangat-sangat setuju dan mendukung program Pemprov DKI Jakarta untuk membersihkan PMKS dari Kota Jakarta. Syukur-syukur di seluruh wilayah Jabodetabek. Gerombolan "pengemis" terang-terangan meminta 2 buah HP saya dengan ancaman pisau di bus mayasari 9A jurusan Pasar Senen-Bekasi Timur," kata pembaca detikco, Antony Swardy, Selasa (30/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya salah satu orang yang terkecoh dengan selalu berbagi kepada pengemis yang tua, kelihatan memelas, kurus, lusuh/kotor dan lain-lain itu. Belum lagi "pengemis" sehat yang minta-minta di kendaraan umum dengan banyak alasan seperti untuk biaya sekolah anaknya, untuk melahirkan istrinya, untuk operasi anaknya, untuk operasi diri sendiri dengan menunjukkan lukanya, untuk makan dan lainnya," urai Ayu.
"Kalau ingin berbagi, silakan saja datang ke rumah-rumah yatim piatu, panti jompo, yayasan-yayasan kemanusiaan dan lan-lain. Lebih jelas dan mendidik, jangan memberi pemgemis/pengamen," tutur Ayu.
Tentu pengemis penipu dan pengamen preman yang mesti kita lawan. Bukan apa-apa, kadang ada juga yang mengemis memang terpaksa dan membutuhkan bantuan, tentu kita tak bisa lepas tangan demi kemanusiaan. Walau mungkin ke depan Pemprov DKI bisa membangun rumah kemanusiaan guna memberi makan gratis bagi gelandangan.
Demikian juga dengan pengamen. Tak sedikit mereka yang memang seniman jalanan, berdendang dengan indah dan menghibur tak sekedar asal nyanyi. Bahkan di kota-kota di Eropa, di taman-taman atau di sudut tertentu ada seniman jalanan yang bernyanyi dengan indah dan juga berjualan CD musik.
(ndr/mad)