"Kalau seperti ini mah sudah biasa, terkadang setiap 2 bulan atau 3 bulan sekali," ujar Siti, pedagang warung nasi di pinggir aliran Kalimalang, Selasa (30/9/2014).
Siti mengaku tidak terganggu. Tapi diakui, bau tak sedap yang terbawa angin membuat warungnya jadi sepi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berubahnya air ini menurut dia bisa terjadi karena pembersihan waduk Jatiluhur. Meski begitu lokasi pengelolaan air di kawasan Pondok Kelapa tidak terpengaruh.
"Kalau kayak gini itu biasa PAM tidak nyedot dari Kalimalang jadi alirannya ditutup biar air kotor terbuang, palingan nanti sore sudah jernih lagi," imbuhnya.
Berbeda dengan Joko, tukang tambal ban di pinggir Kalimalang justru mengeluhkan kondisi air Kalimalang yang berubah hitam. Sebab untuk kesehariannya ia menggunakan air Kalimalang.
"Saya tinggal di kios ini, jadi kalau untuk mandi atau cuci tangan gunakan air ini langsung," kata Joko.
Menurut Joko air yang berubah menjadi hitam tak dapat digunakan. Lantaran jika terkena kulit akan terasa gatal.
"Ini gatal kalau kena kulit, saya terpaksa nggak mandi ini. Kalau sekilas kita liat ada bekas minyak udah gitu airnya bau," ujarnya.
(edo/fdn)