Lalu bagaimana dengan pengamen seniman yang memang mencari uang dengan menyanyi di jalan?
"Saya kurang setuju apabila semua pengamen dipidana. Di satu sisi, pengamen memang meresahkan, terutama yang memaksa dan menjadi seperti preman. Apalagi apabila sampai menghina-hina hanya karena tidak diberikan," jelas pembaca detikcom, Lydia dalam surat elektroniknya ke redaksi@detik.com, Selasa (309/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa pengamen yang saya kenal seperti Firman. Yang lainnya saya lupa nama namun ingat wajah. Saya biasa berteman dengan mereka dan membantu mereka mencari uang bila mereka membutuhkan," terang Lydia.
Senada dengan Lydia, pembaca lainnya Arif Kadiono menyampaikan hal serupa. Pengamen preman wajib disikat, pengamen seniman mungkin harus dibina, bisa menyanyi di pusat jajanan seperti di Yogyakarta.
"Setuju. Karena mereka mengganggu. Terutama pengamen di angkutan umum yang cenderung kriminal. Seharusnya Pemda menyiapkan tempat-tempat tertentu mengakomodasi dan dengan izin untuk mengamen tentunya yang benar-benar bisa nyanyi atau kemampuan lain melukis. Dalam rangka mengasah rasa percaya diri dan kemampuan dan juga sebagai atraksi turis. Jadi para pengamen, tidak berkeliaran di sembarang tempat yang mengganggu tapi dialokasikan," jelas Arif.
(ndr/mad)