Selama beberapa bulan terakhir, Turki membuat negara-negara Barat frustrasi dengan posisinya yang terlalu berhati-hati melawan ISIS. Tampaknya, telah terjadi perubahan dalam kebijakan negara ini pasca kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Amerika Serikat.
"Kami akan menggelar diskusi dengan institusi terakhir, pekan ini. Kami tentu akan berada di posisi yang kami inginkan," ujar Presiden Erdogan saat berbicara dalam pertemuan World Economic Forum di Istanbul, seperti dilansir AFP, Senin (29/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militan ISIS kini tengah merajalela di wilayah Suriah, yang hanya berjarak beberapa kilometer dari Turki. Puluhan ribu orang nekat menyeberang perbatasan untuk melarikan diri ke wilayah Turki, menghindari konflik di Suriah.
Sejauh ini, otoritas Turki telah menangani 160 ribu pengungsi yang menyelamatkan diri dari serangan ISIS di sekitar kota Ain al-Arab. Namun Erdogan menyatakan, bahwa mereka akan lebih aman jika tetap tinggal di negara mereka.
Lebih lanjut, Erdogan mempertegas kembali seruannya soal buffer zone dan no-fly zone dengan Suriah, demi melindungi perbatasan Turki dan para pengungsi. Dalam pernyataannya, Erdogan mengindikasikan perlunya pengerahan tentara di lapangan.
"Tidak mungkin hanya dari udara, terdapat juga dimensi lapangan," ucapnya.
Erdogan yang sudah sejak lama mendorong lengsernya Presiden Suriah Bashar al-Assad mengindikasikan bahwa aksi militer tidak akan cukup untuk menghancurkan ISIS. Menurutnya, solusi jangka panjang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan politik di Suriah dan Irak.
"Menjatuhkan bom dari udara hanya memberikan solusi sementara," sebutnya, sambil menambahkan bahwa serangan terkoordinasi perlu dilakukan terhadap ISIS baik di Suriah maupun Irak.
"Bukannya menangani dengan cara ini, kita seharusnya mengirimkan saudara kita dari Suriah ke negara mereka melalui zona aman," ucap Erdogan.
Selama ini, Turki membenarkan perannya yang tidak terlalu besar dalam pertempuran melawan ISIS, dengan dalih bahwa mereka tersandera oleh kekhawatiran puluhan warganya yang diculik oleh ISIS di Irak. Namun sejak puluhan warga tersebut berhasil dibebaskan pekan lalu, kebijakan Turki terhadap ISIS pun berubah.
(nvc/nwk)