Mulyadi yang masih berstatus PNS, sejak Mei 2011 hingga kini tidak menerima gaji. Gajinya ditahan Annas Maamun saat menjadi Bupati Rohil dan Gubernur Riau.
Mulyadi menduga penahanan gaji itu terkait urusan politik. Istri Mulyadi menjadi tim sukses lawan politik Annas di Pilbub Rohil. Mulyadi disebut-sebut tidak masuk kantor selama 102 hari, lalu gajinya ditahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak gajinya tak dibayar, bapak 3 orang anak ini mengaku sempat kelimpungan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dia harus menyediakan dana sekolah anak-anaknya serta kebutuhan lainnya. Harta benda mulai dijual.
"Dulu ada perhiasan sedikit yang ditabung istri saya. Sejak gaji tak diterima, tabungan itulah untuk biaya hidup kami," tutur Mulyadi.
Tak hanya tekanan ekonomi, Mulyadi juga dikucilkan para PNS lainnya. Maklum para PNS di Pemkab Rohil juga ketakutan bila nantinya berteman dekat dengan Mulyadi. Para PNS tak berani ambil risiko bila nantinya dipindahkan ke daerah terpencil.
Begitupun, Mulyadi ini tak pernah menyerah. Pada tahun 2012 lalu, Mulyadi belajar meracik obat herbal dari ramuan dauan-daunan. Racikan obat-obatannya itu dia jual ke masyarakat. Kini ramuan obat herbalnya sudah bisa dipasarkan di sekitar Rohil.
"Alhamdulilah, jualan obat herbal inilah, akhirnya yang menopang ekonomi saya. Allah telah memberikan jalan yang lain agar saya bisa hidup dan menyekolahkan anak-anak saya," kata Mulyadi.
Kini dengan ditetapkannya Gubernur Riau, Annas Maamun, sebagai tersangka kasus suap, Mulyadi berharap adanya penyelesaikan gajinya yang sudah 4 tahun tak dia terima.
"Memang sejak tahun 2014, Annas menjadi Gubernur Riau. Walau tak jadi bupati lagi, namun hingga kini gaji saya masih terus ditahan," kata Mulyadi.
(cha/try)