Ketua DPP Partai Demorkat Sutan Bathoegana membantah SBY memerintahkan kadernya di DPR untuk langsung walk out dalam paripurna pengesahan UU Pilkada. Menurut Sutan, setelah anggota Fraksi Demokrat walk out, SBY justru marah dan meminta mereka masuk lagi.
"Setelah walk out, saya ditarik ke lantai 9 (ruang fraksi Demokrat). Marah Pak Syarief, sudah marah-marah masuk telepon SBY. Pak SBY telepon Pak Syarief dan Ibas," kata Sutan Bathoegana kepada detikcom, Senin (29/9/2014).
Menurut Sutan, fraksi salah menerjemahkan instruksi SBY yang meminta agar all out meng-gol-kan opsi ketiga Pilkada langsung dengan 10 syarat perbaikan. Tapi tak hanya salah menerjemahkan, laporan fraksi kepada SBY juga tidak jelas. Fraksi malah walk out.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kelihatannya SBY marah, malah perintahkan Pak Syarief kalau anak-anak masih ada di luar suruh masuk lagi!" imbuh Sutan.
Sutan mengungkapkan, SBY marah karena seolah-olah Priyo tidak memberikan kesempatan opsi ketiga kepada Demokrat. Padahal laporan fraksi kepada SBY yang tidak disampikan utuh, karena fraksi malah walk out.
Tak hanya itu, SBY saat itu juga memerintahkan Nurhayati agar masuk lagi ke ruang paripurna menemui Priyo, meminta agar dipending dulu dan diusahakan opsi ketiga. "Saya mau bicara dengan Priyo!" ucap Sutan menirukan instruksi SBY.
"Akhirnya Bu Nur ke luar ruangan, tapi ternyata sudah dihitung-hitung (voting-red). Sudah lah, lonceng kematian itu. Jadi telat barang itu. Marah dia.. Padahal anak buahnya sendiri yang buat," lanjutnya.
"Kasihan dia ingin turun (jabatan) dengan khsunul khatimah, malah begini. SBY cuma korban dari tingkah laku anak buahnya," tambahnya lagi.
Akhirnya, akibat walk out-nya Partai Demokrat, Undang-undang Pilkada disahkan dengan ketentuan kepala daerah dipilih melalui DPRD, tidak lagi secara langsung.
(iqb/trq)