"Saya sangat membatasi. Kalau saya harus ikuti summit dan undangan-undangan, itu akan sangat banyak. Yang saya datangi hanya sepertiganya," kata Presiden SBY dalam jumpa pers di Hotel Willard Intercontinental, Washington, DC, Sabtu (27/9/2014). Presiden menanggapi hal ini saat ditanya tentang tudingan SBY tidak hemat dalam melakukan kunjungan luar negerinya.
Presiden SBY mengaku tidak mungkin tidak hadir di KTT Asean, begitu juga di KTT East Asia Summmit. SBY juga tidak mungkin absen di KTT APEC dan KTT G20, karena Indonesia memang dari awal ikut menggagasnya. "Saya juga tidak mungkin untuk tidak hadir di KTT OKI (Organisasi Konferensi Islam) dan Sidang Majelis Umum PBB," tegas SBY.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut SBY, sebenarnya tugas-tugas internasional juga penting. "Boleh saja urusan luar negeri diletakkan setelah tugas-tugas nasional/dalam negeri. Tapi foreign policy (kebijakan luar negeri-red) merupakan kelanjutan dari urusan dalam negeri. Ini harus dibaca utuh dan ini ada di UUD," jelas SBY.
"Jadi, kami sangat-sangat selektif. Untuk masa yang akan datang, terserah dengan Presiden yang yang akan datang, mana forum-forum internasional yang akan dihadiri. Tapi secara pribadi saya sampaikan, sebaiknya Presiden hadir di forum-forum tersebut," imbuh SBY.
Tentang penghematan anggaran, SBY sudah melakukan penghematan pada dua periode kepemimpinannya. "Ini manajemen, bukan pencitraan. Hati-hati dalam memaknai penghematan. Dalam tugas ini ada tujuan yang harus dicapai. Jadi, saya mengutamakan efektif dan efisien. Jangan sampai membabi buta, tapi tujuan tidak tercapai. Saya sangat mendukung penghematan," ujar SBY.
Tentang pesawat kepresidenan, Presiden SBY menegaskan, yang akan lebih banyak menggunakan pesawat ini adalah presiden selanjutnya. Pembelian pesawat ini juga bagian dari penghematan. "Kalau sewa pesawat Garuda cost-nya sangat tinggi. Karena itu, kita pilih pesawat yang bisa mendarat di mana saja di Indonesia, tapi juga bisa untuk terbang ke kawasan Asean," jelas SBY.
Mengenai ada dorongan agar presiden mendatang menjual saja pesawat kepresinenan agar lebih efisien, Presiden menjual mempersilakan pemerintahan baru nanti. "Kalau mau menjual, kalau memang untuk tujuan yang baik, ya monggo saja. Kita serahkan masa depan Indonesia kepada pemerintahan yang baru," kata SBY.
Tidak Mau Menggurui Jokowi
Saat diminta menyampaikan pesan dan resep kepada Presiden terpilih Jokowi terkait dengan forum-forum internasional, Presiden SBY tidak bersedia. "Saya yakin Pak Jokowi dan pemerintahan yang akan datang punya visi dan resep untuk meningkatkan hasil yang sudah tercapai selama ini. Kalau saya kasih resep, nanti tidak bagus, seolah-olah saya menggurui," ujar SBY.
Tapi SBY sudah menyampaikan kerjasama-kerjasama internasional yang selama ini dilakukan pemerintahannya kepada Jokowi. "Agendanya apa, ke depan seperti apa, jajaran Kemlu sudah sampaikan ke Tim Transisi. Sebab diplomasi ini sangat menunjang kepentingan dalam negeri," kata SBY.
(asy/jor)