Walk Out di RUU Pilkada, PD Dicerca Lawan Tapi Dipuji Kawan

Walk Out di RUU Pilkada, PD Dicerca Lawan Tapi Dipuji Kawan

- detikNews
Sabtu, 27 Sep 2014 11:52 WIB
Walk Out di RUU Pilkada, PD Dicerca Lawan Tapi Dipuji Kawan
Jakarta - Aksi Fraksi Partai Demokrat (PD) yang walk out dari rapat paripurna pengesahan RUU Pilkada terus mendapat sorotan tajam. Keputusan partai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menuai pujian dan juga kritikan pedas.

Bukan apa-apa, sebab, dengan dukungan PD, jika terjadi voting, maka kubu pendukung pilkada langsung bisa menang. Namun walk out PD membuyarkan segalanya. Suara pendukung pilkada langsung kurang, dan akhirnya harus kalah voting.

Fraksi pendukung pilkada langsung, yaitu PDIP, Hanura dan PKB pun berang. PD disalahkan atas kekalahan kubu pilkada langsung. Sikap PD yang sempat memberi harapan pendukung pilkada langsung membuat kemarahan terhadap aksi walk out berlipat ganda.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, keputusan PD untuk walk out tak selamanya dicerca. Ada pujian dari Koalisi Merah Putih. Ketua Majelis Pertimbangan Partai Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais memuji permainan cantik PD.

Bukan hanya Amien, politikus PPP juga memuji strategi cerdas PD yang membuahkan kemenangan kubu Koalisi Merah Putih menggolkan Pilkada lewat DPRD. PD tetap dianggap kawan, tetap dianggap bagian dari Koalisi Merah Putih.

Berikut pujian dan kritikan aksi WO PD:

1. Sandiwara Politik PD

Anggota Panja RUU Pilkada dari F-PDIP Yasona Laoly membeberkan proses lobi pimpinan fraksi yang terjadi di sela-sela rapat Paripurna. PDIP merasa dipermainkan dengan sandiwara yang dimainkan PD dengan berpura-pura mendukung pilkada langsung lewat 10 opsi.

"Di dalam (ruang lobi) sangat dinamis. Waktu kami dukung opsi ketiga, mereka kaget karena di luar skenario. Koalisi Merah Putih bilang tidak boleh masuk. Loh kenapa? Di dalam sudah sangat lama, keras, bolak balik. PD, Bu Nurhayati bilang hanya mau musyawarah mufakat, loh bagaimana, ini kan forum lobi. Lalu katanya mau sampaikan di paripurna saja," jelas Laoly kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).

PDIP menyebut bahwa 10 syarat yang diajukan PD sangat kaku dan tidak bisa didebat. Namun, Laoly mengaku menyetujuinya demi rakyat.

"Lihat perdebatan itu, mereka (PD) cari-cari alasan karena tidak ada musyawarah mufakat, jadi out. Kita (PD) lihat di paripurna katanya," ujarnya.

Ternyata, di paripurna PD justru walkout padahal syarat itu disetujui oleh PDIP, PKB, dan Hanura. Menurut Laoly, aksi walkout itu diambil karena PD merasa pilkada langsung bisa menang.

"Kami merasa dipermainkan. Ini sandiwara politik. Setelah mereka merasa pilkada langsung akan menang, mereka walkout jadi kami pasti kalah," ungkapnya.

Laoly juga mengkritik pernyataan SBY yang mengaku kecewa dengan hasil voting ini. Sebagai Ketum PD, SBY seharusnya bisa mengarahkan anggota partainya.

"SBY hanya pencitraan dirinya. Sebagai presiden, setelah voting sebenarnya bisa menginstruksikan bahwa pemerintah tidak menerima UU ini dan menjadikan UU ini tidak bisa disahkan. Ini hanya pembenaran mencitrakan dirinya dukung pilkada langsung. Sebagai presiden, SBY tidak paham konstitusi," kritiknya.

2. PD Penyebab Kekalahan Pilkada Langsung

PDIP, PKB dan Hanura telah mendukung opsi pilkada langsung dengan 10 syarat yang diajukan Partai Demokrat, namun partai berlambang mercy itu justru walkout. Sikap PD yang ambigu itu dianggap sebagai penyebab kekalahan pilkada langsung.

"Saya kecewa dan menyayangkan sikap Partai Demokrat yang ambigu dan misterius. Penyebab utama kekalahan opsi langsung adalah di PD," kata Wasekjen PKB Abdul Malik Haramain melalui pesan singkat, Jumat (26/9/2014).

Malik menyebut PD juga punya tanggung jawab atas hasil voting yang memenangkan Pilkada lewat DPRD. PD dianggap tidak sungguh-sungguh dan hanya membangun citra.

"Kesimpulan kita, PD tidak sungguh-sungguh memilih opsi Langsung. PD hanya ingin dicitrakan seolah-olah partai yang paling demokratis," ujarnya.

Pada voting di sidang paripurna dini hari tadi, PD memilih walkout. Padahal pimpinan sidang Priyo Budi Santoso sudah menarik keputusan yang menggugurkan opsi ketiga usulan PD.

3. PD Mainnya Sangat Cantik

Amien Rais awalnya sangat marah melihat sikap Partai Demokrat yang jadi berbalik mendukung Pilkada Langsung dengan 10 opsi. Namun setelah Partai Demokrat memilih walk out, Amien Rais baru sadar permainan cantik partai besutan SBY itu.

"Saya marah betul, mula-mulanya, tapi ternyata Partai Demokrat mainnya sangat cantik," kata Amien dalam silaturahmi dan orientasi anggota DPR dari koalisi merah putih di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (26/9/2014).

Amien mengaku memantau betul pertarungan yang terjadi di Gedung DPR mengenai RUU Pilkada malam tadi. Dia bolak-balik menghubungi elite PAN yang ada di DPR.

Mulai dari Ketua Umum Hatta Rajasa hingga anggota DPR yang di DPR. Informasi saat itu, Pilkada via DPRD idaman Amien, masih bisa saja gagal.

Sekitar pukul 23.00 WIB, Amien mengaku tidur. Namun beberapa jam kemudian dia dibangunkan diberitahu posisi Partai Demokrat yang memilih netral dan walkout.

"Alhamdulilah, saya langsung sujud syukur," tandasnya.

Amien Rais mengaku tidak ambil pusing dengan sikap Partai Demokrat yang tidak hadir dalam acara silaturahmi Koalisi Merah Putih. Dia yakin kebijakan Partai Demokrat akan sejalan dengan sikap koalisi.

Dalam acara silaturahmi dan orientas caleg terpilih DPR di Hotel Sultan sore ini, Jumat (26/9/2014) tak ada satu pun kader PD yang nongol. Padahal dalam spanduk acara, logo PD terpampang tegas sebagai peserta koalisi. Bendera-bendera PD juga dipasang di sekitaran lokasi.

Menurut Amien, meski PD tidak pernah secara resmi dan tegas bergabung, langkah mereka akan terus berbarengan dengan koalisi. Salah satu contohnya adalah dalam RUU Pilkada yang akhirnya berhasil dimenangkan koalisi.

"Sikapnya akan selalu sejajar dengan kita," tegas Amien.

Sikap tersebut dianggap wajar dengan pernyataan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono yang ingin partainya jadi penyeimbang. "Pak SBY kan bilang ingin jadi penyeimbang, tapi langkahnya akan lebih sering sejajar," tandasnya.

4. Strategi Cerdas dan Political Gimmick PD

Langkah Partai Demokrat walk out dalam paripurna Pengesahan RUU Pilkada membuat opsi pilkada melalui DPRD unggul dalam voting. Langkah ini dinilai PPP sebagai komitmen Demokrat memenangkan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen.

"Pada akhirnya saat Demokrat walk out, mungkin sebagian orang kaget. Dia lakukan itu pada pukul 01.00 WIB yang mestinya bisa berlangsung sejak pukul 19.00 WIB saat dia menyampaikan pandangan fraksi. Sangat sedikit orang yang bisa membaca Partai Demokrat semalam lebih kepada political gimmick dalam rangka menenangkan hati pemilih di satu sisi, dan memenangkan koalisi Merah Putih," kata Sekjen PPP Romahurmuziy saat ditanya tanggapannya soal langkah WO Demokrat.

Hal ini disampaikannya di sela acara Rapat Pleno PPP di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2014).β€Ž

Menurutnya, sejak awal Demokrat sudah berkomitmen memenangkan Koalisi Merah Putih (KMP) dalam paripurna itu. Menurutnya, langkah WO Demokrat adalah langkah cerdas dan bagian dari political gimmick untuk dipertontonkan pada masyarakat.

"β€ŽIni menurut saya langkah cerdan karena dia tidak kehilangan simpati publik atau paling tidak dia mampu mempertahankan dan menangkap aspirasi rakyat melalui Pilkada langsung jika dibandingkan dengan yang sejak awal menolak. Dalam praktis politik yang dihubungkan dengan komunikasi politik yang selama ini dia lakukan dengan KMP, tidak mengecewakan meskipun melelahkan," sambungnya.

Maksud pernyataan 'tidak mengecewakan β€Žtapi melelahkan' itu yakni Demokrat tetap memenangkan Moalisi Merah Putih dalam paripurna itu meski membutuhkan waktu berjam-jam untuk sampai pada hasilnya. Ia menyebut seluruh keputusan yang dilakukan Demokrat mulai dari menyatakan setuju pilkada langsung hingga aksi walk out memang didesain para aktor politik dalam partai berlambang segi tiga biru itu.

"β€ŽDesainnya memang begitu.β€Ž Memang begitu strateginya," ujarnya.

Lebih dari itu, Romi menilai respon SBY sebagai Ketum Partai Demokrat juga bagian dari gimmick politik partai itu. Saat ditanya apa bukti ucapannya, Romi menjawab diplomatis.

"β€ŽPolitik tidak pernh ada pembuktian. Yang ada hanya pernyataan. Tanyakan pada Demokrat karena kalaupun saya menyebut dalangnya, itu tidak akan pernah diakui aktor-aktornya. Itulah politik," pungkasnya.
Halaman 2 dari 5
(aan/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads