Mengkonsumsi Obat Sintetis, 6 Warga Rusia Tewas dan 36 Lainnya Dirawat

Mengkonsumsi Obat Sintetis, 6 Warga Rusia Tewas dan 36 Lainnya Dirawat

- detikNews
Jumat, 26 Sep 2014 18:25 WIB
Ilustrasi
Moskow - Obat sintetis memakan korban jiwa di Surgut, Rusia. Enam orang tewas dan puluhan lainnya harus dirawat di rumah sakit setelah merokok obat sintetis, yang efeknya sama seperti ganja tersebut.

Seperti disampaikan jaksa setempat dikutip media setempat, RIA Novosti dan dilansir AFP, Jumat (26/9/2014), sekitar 100 orang di Surgut dilaporkan menderita sakit setelah mengkonsumsi obat sintetis dengan cara dihisap seperti rokok. Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 orang harus menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.

Sedangkan Komisi Investigasi setempat menuturkan, enam korban dilaporkan tewas antara 19-24 September, setelah menggunakan zat tak dikenal yang dibeli di Surgut. Usia korban tewas bervariasi, antara 18-35 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka semua merokok obat sintetis," tutur jaksa setempat.

Dalam keterangan terpisah, ajudan pemimpin Kota Surgut, Dmitry Sukharev menyebutkan, obat sintetis tersebut memicu gejala seperti bersemangat, ketakutan atau cemas berlebihan. Kemudian juga pupil mata membesar hingga beberapa korban jatuh koma.

Penyelidik di Kota Khanty-Mansiisk yang berjarak 1.900 kilometer dari Moskow, telah memulai penyelidikan atas kasus ini. Pihak yang terbukti bersalah menjual barang berbahaya hingga memicu kematian, terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara.

Kepala Badan Pengendalian Narkoba Federal cabang Surgut, Andrei Chernikov menuturkan kepada surat kabar pemerintah Rossiisjaya Gazeta, bahwa para korban membeli obat sintetis tersebut via online dan membayar sebesar 1.500 Rubel atau setara Rp 463 ribu per satuannya.

Menurut Chernikov, seluruh korban dalam kondisi sehat dan bukanlah pecandu narkoba sebelum mengkonsumsi obat sintetis tersebut.

Obat sintetis memberikan efek yang sama dengan merokok ganja ini, banyak tersedia di Rusia. Seringkali diiklankan sebagai 'rempah' atau 'garam' di internet. Jika dikonsumsi, obat sintetis ini bisa memicu kerusakan pada cerebral cortex dan memicu depresi dan halunasi serta perilaku ingin bunuh diri.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads