
Haider al-Abadi mengatakan informasi yang diterima kredibel.
Perdana Menteri Irak, mengatakan dinas intelijen negara itu membongkar sebuah komplotan untuk menyerang sistem kereta bawah tanah di Amerika Serikat dan di ibukota Prancis, Paris.
Kepada para wartawan di New York, Haider al-Abadi, mengatakan serangan-serangan itu direncanakan oleh para pejuang asing dalam kelompok militan yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini, ketika saya berada di sini, saya mendapat laporan yang akurat dari Baghdad bahwa terjadi penangkapan atas beberapa elemen dan ada jaringan di dalam Irak yang merencanakan untuk melakukan serangan," jelasnya.
"Dari rincian yang saya terima, ya laporan tampaknya kredibel."
Dia menambahkan informasi yang diterimanya Kamis (25/09) pagi waktu New York itu sudah disampaikan ke pihak berwenang Amerika Serikat.
Bagaimanapun seorang sumber pemerintah AS mengatakan kepada kantor berita Reuters mereka tidak memiliki bukti-bukti tentang rencana serangan.

Koalisi pimpinan AS menyerang 12 kilang minyak di Suriah timur.
Β
Dalam perkembangan lain, koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk melawan Negara Islam, menjadikan 12 pengilangan minyak di Suriah sebagai serangan dalam malam ketiga serangan udaranya.
Menurut Pentagon, pengilangan minyak itu memberi pemasukan sekitar US$2 juta per hari untuk kelompok militan.
Para pegiat mengatakan serangan yang dilancarkan Amerika Serikat, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menewaskan 14 anggota militan NI dan lima warga sipil di Suriah timur