Kasi Identifikasi Ditreskrimum Polda Jateng, Kompol Sukhamdi mengatakan potongan tangan yang ditemukan pertama kali sudah dalam keadaan rusak. Tidak ada yang bisa diidentifikasi kecuali potongan tangan tersebut merupakan milik orang dewasa.
"Tangannya milik jenazah dewasa, tapi sudah rusak, sidik jarinya rusak," kata Sukhamdi kepada detikcom di Mapolda Jateng, Kamis (26/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain kesulitan dalam identifikasi mayat, pelacakan arah datang jenazah dan pelaku yang membuangnya juga mengalami kendala. Jenazah sudah terendam di air, sedangkan anjing pelacak tidak bisa lagi mengendusnya.
"Kalau ada yang kering bisa dilacak anjing pelacak," tegasnya.
Diketahui potongan tubuh itu ditemukan oleh anak-anak yang sering bermain di sekitar lokasi sejak hari Jumat (12/9) lalu. Namun mereka baru melaporkannya ke warga bernama Joni sekitar pukul 17.00 hari Kamis (18/9). Setelah ditelusuri malam itu juga, ditemukan delapan potongan tubuh antara lain telapak tangan, telapak kaki, dan tulang pinggul.
Hari berikutnya, Jumat (19/9) dilanjutkan pencarian dengan menguras parit dan ditemukan sejumlah tulang. Selain itu ditemukan juga kain batik sepanjang 2,25 meter dan kaos putih. Pada kain tersebut juga ditemukan bekas sayatan benda tajam sepanjang 3 cm dan 4 cm.
Setelah dilakukan otopsi diketahui potongan daging dan tulang tersebut berasal dari dua jenazah karena ada satu tulang pinggul utuh dan pinggul kiri. Diduga jenazah adalah perempuan dewasa dan anak perempuan berusia sekitar 14 tahun.
Meski mengalami kesulitan dalam pengungkapan, pihak kepolisian belum berhenti melakukan upaya, bahkan pencarian potongan tubuh lainnya di sekitar lokasi masih dilakukan dibantu warga.
(alg/try)