Sekitar 300 warga menyampaikan aspirasi mereka di depan kantor Gubernur Jawa Tengah. Mereka berangkat dari Rembang menggunakan enam bus dan tiba sekitar pukul 10.30 WIB. Membawa sejumlah sanduk pro pembangunan pabrik semen dan kesenian Barongan.
"Kami berangkat dari jam 04.00, mau menyampaikan aspirasi," kata seorang warga, Kamis (26/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 4.000 warga di desa Tegaldowo hanya 180 yang nenolak," ujar Suharti.
Ia pun berharap pabrik semen tersebut tetap bisa berdiri karena jika sudah beroperasi maka warga sekitar bisa menjadi karyawan di sana. Terutama anak-anak yang akan lulus SMK di sekitar pabrik.
"Di pabrik bisa kerja termasuk dalam proses pembangunan pabrik. Nanti dapat diangkat karyawan, meningkatkan PAD kabupaten Rembang, bantuan bina lingkungan berupa pendidikan penigkatan kesehaatan, pelsestarian lam, pinjaman dana usaha kecil," terang Suharti.
"Desa kami ada SMK baru, setelah lulus agar bisa kerja di sana," imbuhnya.
Setelah berorasi dan menampilkan kesenian Barongan di depan kantor Gubernur Jateng, massa melanjutkan unjuk rasa ke Pengadilan Tata Usaha Negara di Jalan Abdurahman Saleh.
Diketahui luas pabrik yang akan dibangun sekitar 131,87 hektar dengan nilai investasi mencapai Rp 4-4,2 triliun. Sedangkan persyaratan amdal menurut PT Semen Indonesia sudah dipenuhi.
Awal September lalu, sejumlah warga yang tinggal di wilayah pembangunan proyek pembangunan pabrik Semen Indonesia didampingai Walhi menggugat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ke PTUN Semarang terkait amdal.
(alg/try)