"Karena SD itu kan dari segi umur masih anak-anak smua, takutnya dari segi psikologis anak jadi terpengaruh. Nggak semua anak-anak berani kan melihat darah, atau pemotongan begitu. Bahkan kalau di TV saja pemotongan begitu suka disensor," kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian Darjamuni saat dikonfirmasi, Rabu (24/9/2014).
Nanti kalau hewan sudah dipotong, pembagian hewan kurban bisa dilakukan di sekolah. Siswa SD bisa melihatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, yang dilarang hanya di sekolah SD saja. Untuk SMP dan SMA boleh dilakukan pemotongan di sekolah mereka.
"Boleh-boleh saja kok. Ini intinya lebih pada psikologis anak itu saja tadi. Karena kita menghitung kekuatan kita. Hanya ada sekitar 576 orang yang akan terjun untuk melakukan pemeriksaan saat pemeriksaan," jelasnya.
"Pemotongan di sekolah itu yang kita larang di SD. Kalau untuk berkurbannya nggak ada masalah, misalnya dikoordinir oleh guru," tambahnya.
(ros/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini