Pemimpin Hizbullah mengkritik serangan udara koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat, terhadap militan ISIS di Suriah. Hizbullah tidak akan mendukung koalisi yang menguntungkan AS.
"Kami memiliki prinsip: apakah AS menyerang Islamic State (nama lain ISIS), Taliban, atau bekas rezim Irak, kami menentang intervensi militer AS, dan kami melawan koalisi internasional di Suriah," tutur pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah seperti dilansir AFP, Rabu (24/9/2014).
"Posisi kami tidak berubah... kami menolak seluruh intervensi militer Amerika, apakah di bawah dalih internasional ataupun di bawah NATO," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Koalisi ini, seperti (Presiden AS Barack) Obama sampaikan dalam semua pidatonya, dimaksudkan untuk mempertahankan kepentingan Amerika," ucap Nasrallah.
"Hanya ketika militan berbahaya ini mulai mengancam kepentingan mereka (baru AS bertindak)," sebutnya.
Nasrallah yang pidatonya disiarkan oleh televisi setempat, Al-Manar, menyatakan bahwa Libanon tidak seharusnya menjadi bagian dari koalisi anti-jihadis, meskipun otoritas Libanon sendiri ikut serta dalam pertemuan di Arab Saudi sebelum koalisi dibentuk.
Hizbullah menjadi sekutu penting rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad. Kelompok ini telah mengerahkan anggotanya ke Suriah untuk membantu pertempuran rezim Suriah melawan pemberontak.
Nasrallah mempertahankan intervensi Hizbullah di wilayah Suriah, dengan menegaskan hal tersebut dilakukan demi mencegah pemberontak Suriah masuk ke wilayah Libanon.
Terkait operasi AS, Suriah telah memperingatkan bahwa setiap aksi militer yang dilakukan di wilayahnya tanpa koordinasi akan dianggap sebagai agresi militer. Namun pada Selasa (23/9) kemarin, Suriah menyatakan bahwa pihaknya telah mendapat pemberitahuan dari AS sebelum serangan udara terhadap ISIS dilakukan.
(nvc/ita)