Pelaku jihad yang berasal dari negara-negara Eropa diperkirakan mencapai angka 3 ribu orang. Dari jumlah tersebut, kebanyakan bertempur untuk kelompok militan yang ada di Suriah dan Irak.
Dalam wawancara eksklusif dengan AFP, Rabu (24/9/2014), kepala pemberantasan terorisme Uni Eropa, Gilles de Kerchove menyebutkan, aliran pelaku jihad dari Eropa semakin meningkat pasca deklarasi Daulah Islamiyah atau Islamic State (IS) pada Juni lalu.
Saat itu IS menyatakan pembentukan kekhalifahan di sejumlah wilayah Suriah dan Irak. IS merupakan nama lain ISIS atau ISIL.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni lalu, menurut Kerchove, penghitungannya baru mencapai 2 ribu pelaku jihad dari Eropa. Ini berarti ada peningkatan sepertiga kali lipat dalam beberapa bulan.
"Aliran ini tidak pernah kering, dan kemungkinan besar proklamasi kekhalifahan memiliki dampak," imbuhnya.
Pelaku jihad dari Eropa, lanjut de Kerchove, sebagian besar datang dari Prancis, Inggris, Jerman, Belgia, Belanda, Swedia dan Denmark. Namun tidak sedikit juga yang berasal dari Spanyol, Italia, Irlandia dan Austria.
"Bahkan sebuah negara seperti Austria, saya pikir, kini memiliki pelaku jihad asing, yang tidak saya sadari sebelumnya," tuturnya.
Koordinator pemberantasan terorisme Uni Eropa menyatakan, pihaknya akan mencocokkan angka tersebut dengan otoritas keamanan negara-negara Uni Eropa dalam beberapa minggu ke depan.
De Kerchove memperkirakan, antara 20-30 persen dari pelaku jihad asing asal Eropa tersebut kembali ke negara masing-masing. Beberapa dari mereka menjalani hidup normal, sedangkan lainnya mengalami gangguan stres traumatis. Tapi tidak sedikit yang menjadi radikal dan kian berbahaya.
(nvc/ita)