Gedung Bersejarah yang Nyaris Dirobohkan di Semarang Akhirnya Dipugar

Gedung Bersejarah yang Nyaris Dirobohkan di Semarang Akhirnya Dipugar

- detikNews
Selasa, 23 Sep 2014 16:32 WIB
Foto: Angling Adhitya P/detikcom
Semarang - Gedung bersejarah Sarekat Islam (SI) yang nyaris dirubuhkan di Jalan Gendong, Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Semarang Timur, akhirnya akan dipugar. Kondisi gedung yang sudah rapuh akan dikembalikan seperti semula berbekal foto kuno.

Saat ini bangunan dengan luas sekitar 1.000 m2 itu masih dalam keadaan memperihatinkan karena tidak terpakai bertahun-tahun. Bagian dalam bangunan disangga ratusan bambu, atap nyaris runtuh, dan beberapa barang usang yang masih teronggok di sana.

Setahun lalu, Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) mengusahakan penyelamatan darurat karena Yayasan Balai Muslimin (Yabami) sebagai pengelola sempat mengajukan permohonan merobohkan bangunan itu ke wali kota Semarang untuk dibuat sebagai masjid dan gedung pertemuan dua lantai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah melewati berbagai proses, akhirnya Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng-DIY akan melakukan pemugaran dan mengembalikan kondisi bangunan seperti semula. Sekertaris KPS, Yunantyo Adi mengatakan bangunan tersebut sudah sempat diubah bagian depannya.

"Tahun 1985 bagian depannya sudah diubah. untung saja ada dokumen aslinya," kata Yunantyo kepada detikcom, Selasa (23/9/2014).

Gedung SI saat ini berada di lingkungan padat penduduk yang terancam banjir jika musim hujan. Oleh karena itu nantinya pemugaran tidak hanya mengembalikan ke wujud semula namun dengan meninggikan lantai.

"Bangunan akan dikembalikan ke wujud semula. Lantai akan ditinggikan 20 cm karena di sini daerah banjir," tandasnya.

Selain bangunan itu sendiri, identitas gedung hanya terdapat pada tulisan SI di tengah ruangan. Nantinya tulisan tersebut juga diangkat bersamaan dengan peninggian lantai. Ada juga dua barang yaitu lemari kuno dan mimbar yang konon pernah digunakan Presiden Soekarno saat pidato.

"Tulisan SI dipertahankan, ada juga mimbar dan lemari. Mimbar itu pernah dipakai Soekarno," terang Yunantyo.

Diketahui gedung SI dibangun tahun 1918-1920 di atas tanah wakaf H, Boesro untuk pergerakan masyarakat. Gedung SI menjadi saksi bisu peristiwa penting di Indonesia khususnya Semarang. Antara lain tempat rapat pemogokan buruh terbesar se-Hindia Belanda pada tahun 1922, tempat sekolah rakyat Tan Malaka untuk melawan sistem pendidikan bergaya Barat.

Gedung SI pernah tidak lagi terpakai pada tahun 1926 ketika masa pemberontakan di Banten dan Sumatera Barat pecah. Saat itu semua elemen pergerakan masyarakat diberangus dan ditangkap sehingga gedung itu kosong. Tahun 1930 gedung ini kembali aktif kemudian pernah menjadi markas Partindo, markas organisasi buruh berafiliasi pada PKI, elemen pergerakan lainnya, dan markas PMI saat pertempuran lima hari di Semarang. Beberapa tokoh yang pernah datang antara lain Soekarno, Hatta, dr Sutomo, dan Adam Malik.

Pada tahun 1965 gedung SI sempat akan dibakar namun berhasil dihentikan. Kemudian NU dan Muhammadiyah berhasil mendapatkan akta wakaf dan membentuk Yayasan Balai Muslimin (Yabami) sebagai pengelola. Gedung SI selanjutnya digunakan untuk kegiatan masyarakat seperti salat Jumat dan pengajian. Namun tahun 2008 gedung mulai rusak dan ditinggalkan.

Warga memanfaatkan sebagian gedung untuk PAUD dan sejumlah warga tetap merawat walau hanya di halamannya saja. Nantinya selama pemugaran PAUD akan dipindahkan ke kantor kelurahan sementara dan diperbolehkan memanfaatkan gedung bersejarah itu jika sudah selesai.

Wahyu Widayat selaku ketua tim pemugaran gedung SI dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jateng-DIY mengatakan perkiraan anggaran sekitar Rp 657 juta dan akan dikerjakan oleh 30 orang.

"Rencana akan selesai 90 hari. Kita pacu juga dengan lembur," kata Wahyu.

Sementara itu terkait kondisi bangunan saat ini, Wahyu mengaku memang ada bagian yang diganti dengan bahan baru. Meski demikian dengan berpacu pada dokumen yang ada, maka bentuknya akan dibuat semirip mungkin dengan wujud aslinya.

"Sembari berjalan kita juga melakukan penelitian. Kita akan buat semirip mungkin," tegasnya.

(alg/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads