Otoritas Amerika Serikat tengah melacak dengan ketat sekitar 100 warganya yang menjadi pelaku jihad. Warga AS ini diduga kuat pernah bertempur bersama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan pulang kembali ke negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (23/9/2014), pelacakan dan pengawasan dilakukan oleh Biro Investigasi Federal (FBI). Angka 100 warga AS yang diyakini menjadi pelaku jihad untuk ISIS ini, diungkapkan oleh seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya.
"Termasuk mereka yang telah pergi, mereka yang berniat pergi, beberapa yang telah kembali pulang dan mereka yang berada di bawah pengawasan aktif," sebut pejabat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka memiliki paspor. Mereka bisa kembali ke sini," tutur Kerry dalam wawancara dengan televisi setempat, MSNBC.
Di tengah kekhawatiran bahwa ISIS bisa saja melakukan serangan di dalam wilayah AS, atau di wilayah negara Barat lainnya, sejauh ini otoritas AS meyakini belum ada rencana ISIS menyerang AS.
Pekan lalu, otoritas Australia berhasil menggagalkan rencana ISIS untuk melakukan demonstrasi eksekusi di negara tersebut.
Prospek bahwa ISIS bisa saja melakukan serangan terorisme di wilayah AS, jika ancaman yang muncul tidak ditangkal, dijadikan sebagai argumen kunci pemerintahan Presiden Barack Obama dalam menggalang koalisi internasional melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Militan yang dikenal keji ini telah menguasai sejumlah wilayah penting di Suriah dan Irak. Mereka juga telah memenggal tiga jurnalis, yang dua di antaranya merupakan warga AS.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini