Otoritas Prancis menanggapi seruan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bagi umat muslim dunia untuk membunuh warga negara Barat termasuk Prancis.
"Prancis tidak takut," tegas Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve berulang kali dalam pernyataannya yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir AFP, Selasa (23/9/2014).
Pernyataan Cazeneuve ini menanggapi seruan ISIS yang beredar luas bagi para pendukung maupun simpatisannya untuk membunuh orang-orang yang mereka sebut kafir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jund al-Khilifa melontarkan ancaman akan membunuh warga Prancis tersebut, jika Prancis tidak menghentikan serangan udaranya terhadap ISIS di Irak. Dalam videonya, kelompok ini menyatakan mereka merespons seruan ISIS untuk membunuh warga dari negara-negara yang bergabung dengan koalisi internasional melawan ISIS.
Menanggapi video tersebut, Presiden Francois Holland telah menjalin komunikasi khusus dengan Perdana Menteri Aljazair Abdelmalek Sellal demi mencari cara membebaskan warga Prancis tersebut.
Otoritas Prancis mendorong setiap warganya, terutama yang ada di luar negeri untuk lebih waspada pasca ancaman tersebut. Negara yang memiliki populasi muslim terbesar di kawasan Eropa ini, meningkatkan keamanan demi menangkal ancaman yang muncul.
"Ini bukan pertama kalinya Prancis diancam kelompok teroris yang menyerang nilai toleransi... rasa hormat atas HAM dan demokrasi, yang dijunjung tinggi Prancis dalam sejarah sekulernya," tandas Cazenueve.
(nvc/ita)