“Kita lebih mirip sama Rotterdam. Makanya saya mungkin mau lihat anak-anak (pegawai DKI) yang dikirim ke sana. Kan 3 bulan tuh pelatihan di Rotterdam. Mungkin nanti dekat akhir masa training, saya mau ke sana lihat mereka dan hasilnya seperti apa,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2014).
Pekan lalu, Ahok sudah mengirimkan 28 orang birokrat DKI ke Belanda untuk studi tentang pembangunan Giant Sea Wall. Ahok sendiri berangkat ke Korea Selatan untuk melihat Saemangeum, tanggul raksasa hasil reklamasi sepanjang 33,9 Km pada Jumat (19/9) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“(Tanggul di) Korea kan buat nahan ombak yang ganas, kalau kita buat menahan supaya Jakarta nggak tenggelam, karena kita di bawah permukaan laut. Kita lebih mirip sama Rotterdam,” kata Ahok.
“Tapi kalau bangunnya, orang Korea itu pengalaman. Jadi kalau teknik bangunnya dengan mereka bisa saja (kerjasama),” tambah Ahok.
Kemiripan itu, kata Ahok, karena wilayah Rotterdam yang terletak di bawah permukaan laut. “Rotterdam sama (dengan yang akan dibangun di DKI), dia pakai pompa. Kalau Korea ini kan nggak pakai pompa, hanya mengandalkan pintu buka tutup itu. Jadi memang semua ada plus minusnya. Tapi kita lebih cocok yang itu (Rotterdam),” pungkasnya.
Sebelumnya, Ahok sempat merencanakan akan blusukan meninjau tata kelola air ke Rotterdam bersama Wakil Presiden Boediono pada 22 Maret lalu. Namun rencana itu batal dilakukan.
(ros/vid)