"Kita justru pakai event ini untuk kesempatan memperbaiki GBK. Gelora Bung Karno kan sudah kuno banget tuh. Kalau dinaikkan 70 ribu orang kan goyang tuh," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2014).
Stadion GBK dibangun pada 1958, dua tahun jelang Asian Games ke IV pada 1962. Kreator GBK, Soekarno, seperti dikutip Harian Merdeka 1 Maret 1962, menyatakan Asian Games adalah usaha perjuangan 'nation buildingβ, yakni meningkatkan taraf hidup rakyat Indonesia sebagai bangsa yang bahagia dan terhormat di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagi kita sih penting, suatu keuntungan ketika Vietnam mengundurkan diri. Bayangin sudah 56 tahun baru sekali lagi, kalau kita hitung pembangunan sebuah negara per 50 tahun, orang kan akan bisa lihat perbedaanya seperti apa," pungkasnya.
Orang nomor dua di DKI ini menyatakan pihaknya siap merenovasi jika pemerintah pusat bersedia memberikan stadion tersebut menjadi aset pemprov DKI. Ahok memang sudah pernah menyatakan dia ingin aset lahan di kawasan Senayan diserahkan untuk dikelola pemda.
"Ini memang beban nasional, kecuali Gelora Bung Karno diserahkan ke kita, ya kita perbaiki," jelasnya.
Lebih lanjut, Ahok optimistis, event empat tahunan ini akan membawa keuntungan bagi DKI khususnya dan Indonesia. Hal ini berbeda dengan kondisi Korea Selatan, tuan rumah Asian Games 2014 saat ini yang menurut sebagian kalangan justru akan membuat negara tersebut merugi.
"Kita kan beda dengan sistem struktur negara mereka. Bedanya sama Incheon itu, dia membangun sebuah kota baru untuk 'dijual'. Kalau kita enggak, kita sudah ada kota, tinggal libatkan perusahaan swasta dan properti. Nah ini bedanya dia bangun kota sepi, ya pasti ada utang. Tapi nanti kalau ramai ya pasti akan untung. Dulu Tiongkok juga begitu, dia manfaatkan event ini supaya bisa bangun kota," jelas Ahok.
(ros/ndr)