Pertemuan yang diadakan di sebuah hotel pada Minggu, 21 September waktu setempat tersebut berlangsung lebih dari satgu jam. Selain membahas kemajuan negosiasi isu nuklir, keduanya juga membahas ancaman ISIS. Demikian disampaikan pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) AS seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (22/9/2014).
Sebelumnya, Kerry telah mengatakan, Iran yang biasanya dipandang Washington sebagai seteru, memiliki peran untuk dimainkan seiring AS berupaya membangun koalisi untuk memerangi para jihadis ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Washington pun secara terbuka telah menolak kemungkinan kerja sama militer dengan Teheran dalam memerangi ISIS. Ini terkait dengan tuduhan AS bahwa Iran membantu rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dan menjadi negara sponsor terorisme global.
Selain berdialog dengan Zarif, Kerry juga membahas koalisi memerangi ISIS dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov. Lewat telepon, Kerry membahas tentang "bagaimana memperluas percakapan yang telah kami mulai tentang peran apa yang mungkin dipilih Rusia dalam koalisi ISIL," ujar pejabat Deplu AS. ISIL merupakan nama lain dari ISIS atau juga disebut Daulah Islamiyah.
Namun pejabat tersebut menolak berbicara lebih jauh mengenai peran apa yang mungkin diambil Rusia dalam koalisi memerangi ISIS.
(ita/ita)