Meningkatnya kebrutalan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) bisa disalahkan pada Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Leon Panetta menyebut AS terlambat mempersenjatai pemberontak Suriah.
Hal ini menanggapi diloloskannya rencana Obama oleh Kongres AS, untuk melatih dan mempersenjatai pemberontak Suriah dalam melawan ISIS. Panetta menilai, hal ini seharusnya dilakukan Obama sejak lama.
Dalam wawancara dengan program berita CBS '60 Minutes', Panetta mengungkapkan, pada tahun 2012 lalu, dirinya dan mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton telah mendorong Obama untuk mempersenjatai pemberontak Suriah dalam melawan rezim Presiden Bashar al-Assad.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pandangan saya adalah: Anda tetap harus memulai di suatu tempat," imbuh Panetta yang juga pernah menjabat sebagai Direktur CIA.
Saat ditanya apakah tidak mempersenjatai pemberontak Suriah merupakan sebuah kesalahan, Panetta menjawab: "Saya pikir itu akan membantu. Dan saya pikir sebagian, kita membayar harga untuk apa yang tidak kita lakukan dengan apa yang kini kita lihat terjadi pada ISIS."
Lebih lanjut, Panetta mengingatkan, akan dibutuhkan waktu yang panjang untuk mengalahkan ISIS.
"Dan saya pikir, rakyat Amerika perlu tahu bahwa ini akan memakan waktu yang lama," tuturnya.
Tahun 2011 lalu saat Panetta masih menjabat, AS menarik tentaranya dari Irak. Dia mengakui bahwa saat itu dirinya tidak yakin kebijakan penarikan tentara AS dari Irak tersebut merupakan hal yang tepat.
Panetta juga menyebut, kegagalan Irak untuk menangkal gelombang militan di negara, sebagai kisah tragis. "Tidak, saya tidak yakin. Saya pikir penting bagi kita untuk mempertahankan keberadaan di Irak," tandasnya.
(nvc/ita)