"Oposisi ini bukan pilihan, ini risiko yang harus kita ambil. Kita ingin memimpin, cuma kita kalah dalam pilpres. Sesederhana itu," kata Anis di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (21/9/2014).
Anis mengatakan, PKS akan tetap konsisten sebagai oposisi dalam periode pemerintahan 2014-2019 ini. PKS akan memperbaiki kemampuan dalam komunikasi sehingga memiliki pengaruh besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan, secara psikologis dan mental, PKS harus membiasakan diri berada di dalam maupun di luar pemerintahan. Anis juga mengingatkan, PKS pernah menjadi oposisi saat dipegang oleh Hidayat Nur Wahid. Padahal kala itu tidak lolos PKS tidak lolos presidential threshold dan hanya memiliki 7 kursi di DPR.
"Dengan gagahnya kita bilang kita oposisi. Kita sekarang tidak sendiri, kita punya kawan banyak dalam oposisi. Jumlahnya bahkan lebih banyak dari yang tidak oposisi," tegasnya.
"Jangan ada yang mikir oposisi lebih enak daripada memimpin," tambahnya.
Anis juga mengimbau agar kader PKS tidak tergoda jabatan. Sebab menurutnya, PKS tidak memenangkan pemilu karena dianggap belum siap oleh Allah.
"Jangan pernah tergoda memenangkan negara saat kita belum mampu. Kita ingin menjadi pemimpin sesuai jalur yang normal, bukan jalur yang rapuh," ujar Anis.
Anis juga mengatakan, bahwa PKS akan setia pada pilihannya saat ini. Koalisi Merah Putih (KMP) akan tetap dipertahankan dalam pemerintahan mendatang.
"Jadi tidak ada yang perlu kita tangisi. Jalan kita sudah benar," tutupnya.
(kff/ndr)