"Ya mudah-mudahan, Insya Allah. Kalau Pak Drajad kan sudah wakil ketum, jadi tolong tanya ke dia. Sama Pak Emron juga begitu," kata Mega dalam jumpa pers usai pembukaan Rakernas di Marina Convention Center, Jumat (19/9/2014).
Namun Mega menolak kerjasama ini disebut sebagai koalisi. Menurutnya sejak awal pencalonan Jokowi, tidak ada istilah koalisi bagi parpol pendukung. "Yang pertama kita tidak pernah mengatakan ada koalisi, yang ada adalah kebersamaa. Sama-sama kita bekerja untuk nusa dan bangsa. Dan seperti yang juga berulang kali Pak Jokowi katakan, bahwa tidak ada negosiasi dan sebagainya, sambung Mega.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emron usai pembukaan Rakernas mengatakan kehadirannya merupakan tradisi politik untuk bersilaturahmi antar parpol.
"Khusus PDIP memang kami mempunyai hubungan historis cukup panjang, terutama ketika Ibu Megawati sebagai presiden dan Pak Hamzah Haz sebagai wapres. Karena itu diantara tokoh tokoh memiliki hubunga yang baik, silaturahmi terus berlanjut, sehingga dimanapun posisi kami berada selalu membangun silaturahmi sebagai tokoh dan pimpinan partai," jelas Emron.
Namun Emron menolak kehadirannya di Rakernas sebagai pertanda akan berlabuhnya PPP menjadi parpol pendukung Jokowi-JK. "Saya tidak menyatakan hal semacam itu. Karena PPP itu mempunyai tata cara mekanisme keputusan, mekanisme keputusan sifatnya nasional, melalui muktamar. Kehadiran saya tidak mempengaruhi keputusan politik PPP karena saya hanyalah Plt. Sementara keputusan politik harus diambil melalui musyawarah nasional," ujar Emron.
Sedangkan Drajad Wibowo tegas mengatakan partainya berada di Koalisi Merah Putih. "Jadi saya tegaskan PAN tetap berada di KMP tidak berubah posisinya namun kita ingin tunjukkan kepada masyarakat bahwa perbedaan politiktidak boleh menjadi perpecahan," katanya.
(fdn/trq)