Setiap hari, ada ribuan SMS pengaduan dari warga yang masuk ke nomor ponsel Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Walaupun menangani sendiri SMS itu, Ahok juga dibantu oleh stafnya dan tim kerja sehingga semua pengaduan yang masuk bisa direspons dengan cepat.
Saat menyambangi kantor tim yang bernama Respons Opini Publik di lantai tiga Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (18/9/2014), suasana cukup riuh. Ruang kerja seluas 10x7 meter itu diisi oleh sekitar 30 orang petugas yang menatap layar komputernya masing-masing.
Pantauan detikcom, mayoritas anggota tim yang berkaian batik itu adalah masih tergolong anak muda. “Iya, ini memang rata-rata masih muda. Sengaja, supaya penuh semangat kan,” kata Riezka, pranata Humas pemprov DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kantor Tim Respons Opini Publik ini ternyata ada peraturan wajib berbahasa Inggris pada hari tertentu. Termasuk hari Kamis kemarin, mereka berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Bahkan saat bercanda pun mereka berusaha berbahasa asing meski tak semua terdengar fasih mengucapkannya.
Walau terlihat santai, tapi mereka tetap serius bekerja. Tiap petugas menatap layar komputer masing-masing. Mereka memantau SMS , pengaduan warga di facebook ataupun di twitter serta menganalisa pesan yang dikirim lewat email.
Ahok memang cenderung lebih senang memilih staf dari anak muda. Di ruang kerjanya, sehari-hari Ahok juga dibantu oleh beberapa staf pribadi yang direkrutnya dari kalangan anak kuliah. Mereka magang kerja dan dilibatkan antara lain untuk menangani SMS pengaduan warga.
“Kalau di sini anak magang juga kita kasih (menangani pengaduan warga) supaya belajar. Tapi kalau ada pertanyaan yang enggak dimengerti ya langsung disampaikan ke kita,” kata Ahok.
(ros/mad)