Jabar, Jateng, dan Bali Diincar Paedofil Internasional untuk Berwisata

Jabar, Jateng, dan Bali Diincar Paedofil Internasional untuk Berwisata

- detikNews
Kamis, 18 Sep 2014 17:32 WIB
Jakarta - Temuan Pusat Pelaporan Analisis Keuangan (PPATK) cukup mencengangkan. Ternyata ada aliran dana dari paedofil internasional ke Indonesia. Aliran uang itu diberikan kepada para penghubung di Indonesia yang akan membawa mereka berwisata. Sejumlah daerah jadi target untuk eksploitasi seksual pada anak.

"Sementara ini yang terdeteksi adalah Jabar, Jateng, Bali, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara," kata Wakil Kepala PPATK Agus Santoso, Kamis (18/9/2014).

Transfer uang hingga puluhan juta sekali transfer itu dilakukan sudah sejak beberapa tahun. Penghubung para pelaku paedofil ini antara lain ada yang berprofesi guru les bahasa asing, guru les renang, dan pengusaha. PPATK mendapat data dari otoritas hukum negara lain setelah dilacak aliran dana para pelaku paedofil itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka ke Indonesia dengan visa turis, namun ada juga yang bolak balik ke Indonesia seolah-olah bekerja di Indonesia. PPATK sudah mengidentifikasi mereka dan sudah dikoordinasikan dengan unit-unit PPA Polri," terang Agus.

Agus mengaku transaksi mereka juga sudah terlacak dan terdapat transaksi sejak beberapa tahun lalu.

"Ini fenomena gunung es, harus ada upaya dari berbagai otoritas mengupayakan perlindungan bagi anak-anak kita. Tidak cukup dengan penegakkan hukum saja, tapi harus ada upaya menyadarkan para orangtua dan edukasi kepada anak-anak untuk mampu melindungi dirinya secara sederhana," ungkapnya.

Agus menjelaskan, salah satu penyebab mengapa para paedofil ini leluasa melakukan kejahatannya di Indonesia antara lain adalah perbedaan budaya pada masyarakat. Masyarakat Indonesia amat mudah berinteraksi dengan orang yang tak dikenal dan relatif sangat cair, hampir-hampir tak ada budaya melarang anak-anak untuk tidak berkomunikasi dengan orang-orang yang tidak dikenalnya.

"Ini sangat berbeda dengan budaya di Barat, di mana anak-anak secara tegas diajarkan untuk tidak mendekat pada orang yang tidak dikenalnya. Selain itu, alam tropis kita juga menjadikan masyarakat kita sangat toleran pada anak-anak yang minim menggunakan pakaian atau bahkan tidak berpakaian, misalnya ketika panas terik, main hujan, mandi di sungai, dan sebagainya. Kegiatan anak-anak yang seperti ini sudah mencukupi bagi kaum peadofilia," jelas dia.

"Bagi kaum peadofilia, mereka membayar untuk kepuasannya bukan hanya dengan sentuhan atau hubungan seksual, tetapi juga dengan mengkoleksi foto atau film tentang kegiatan anak-anak itu," tutupnya.

(ndr/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads