"Kalau bau ya memang bau, tapi tidak 24 jam menimbulkan bau tidak sedap. Bau itu muncul ketika instalasi pembuangan tinja bekerja mengolah limbah," ujar Koordinator Pengawas Instalasi Pengolahan Limbah Septic Tank Pulogebang, Walim (53) saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu (17/9/2014).
Lokasi pengelolaan limbah tinja ini berdiri di atas seluas 12 hektar. Setiap hari menerima 300 kubik limbah rumah tangga se-DKI Jakarta. Pengolahan limbah tinja ini sudah ada sejak 1978.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya terdapat 40 hingga 50 kendaraan truk tangki penyedot tinja yang membuanh limbah di lokasi tersebut. Di mana Limbah itu kemudian diolah menggunakan dua sistem yakni manual dan teknologi hingga akhirnya menjadi pupuk.
"Sedangkan air yang sudah netral dibuang ke saluran irigasi," kata Walim.
Perlu diketahui DKI Jakarta hanya memiliki hanya terdapat 2 lokasi pembuangan limbah domestik. Lokasi pengelolaan limbah tersebut berada di Pulogebang dan Duri Kosambi, Jakarta Barat.
"Kalau ini ditutup bisa menimbulkan masalah baru lagi, harus dicari win-win solution," ungkapnya.
(edo/ndr)