"Saya rasa itu tergantung kelurahan, kalau menurut saya nggak tepat. Satpol PP gimana caranya (gantikan peran hansip)?" ucap ketua RT 07/08 Ciputat, Tangerang Selatan Panjuli, saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Kamis (17/9/2014).
Menurutnya, peran hansip yang menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan selama ini diangkat dari seorang warga, kemudian diberi penghasilan meski sangat kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada disampaikan seorang warga Ciputat yang juga 'menjabat' keamanan komplek non-formal alias bekerja secara sukarela menjaga keamanan lingkungan. Dia dipanggil Bang Ai. Menurutnya peran hansip diganti Satpol PP tak efektif.
"Kalau Satpol PP dia nggak kenal situasi, umpama ditunjuk Pemkot Tangsel. Nggak akan bisa," ujarnya diwawancarai di tempat terpisah.
Bang Ai menerangkan, hansip bagaimanapun dibutuhkan untuk menjaga lingkungan perumahan, terutama yang banyak kosan mahasiswa seperti di lingkungannya. Jelas ada perbedaan saat lingkungan mempunyai hansip dan tidak.
"Kalau ada orang yang pakai seragam kan orang juga nggak berani. Di lingkungan juga kurang tenang (kalau hansip dihapus)," ucap Bang Ai yang kerap menangkap maling di wilayang kosan UIN Ciputat.
"Cuma itu masalah keuangannya. Hansip cuma dapat sekitar Rp 200 ribu per bulan," imbuhnya.
(bal/mad)