Duta besar Korea Selatan untuk Indonesia Taiyoung Cho menyambangi kantor Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mereka bertemu siang tadi selama hampir satu jam dan membahas berbagai hal, salah satunya soal pembangunan Giant Sea Wall dan penataan kaki lima. Taiyoung menyebutkan, pihaknya ingin menawarkan bantuan untuk membuat masterplan GSW.
“Untuk bangun Giant Sea Wall kan bagaimana masterplannya dulu setelah itu baru bagaimana implementasinya. Sekarang Korea ingin bantu untuk buat masterplan, kalau nanti implementasinya bisa dikerjasamakan (dengan Korea) ya bagus, Korea bisa jadi contoh yang bagus,” kata dia.
Hal ini dikatakan Taiyoung melalui penerjemahnya saat berbincang dengan wartawan usai bertemu Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pejabat-pejabat yang membuat tanggul itu masih hidup. Jadi kalau nanti Indonesia khususnya Jakarta pasti bisa mencontohkan melihat wilayah reklamasi Saemangeum untuk pembangunan Giant Sea Wall,” kata dia.
Dia menyebut tanggul laut raksasa Saemangeum yang berada di sebelah barat daya Semenanjung Korea, adalah great sea wall yang terbaru yang diselesaikan di dunia. Tanggul sepanjang 33,9 km itu dibangun pada 1991.
Menurutnya, sebelum keberangkatan Ahok pada akhir pekan ini, sebenarnya sudah ada kerjasama yang telah dilakukan terkait tanggul tersebut. Kerjasama itu antara lain lewat rapat antara perwakilan kedua pemerintah.
Walaupun memberikan kesempatan bagi pemprov DKI untuk belajar soal tanggul raksasa, Taiyoung juga mengatakan pihaknya ingin belajar soal penataan PKL yang dilakukan oleh Jokowi-Ahok.
“Sampai sekarang sudah ada dua kali rapat PNS. Kali ini pak Wagub yang akan kunjungi Korea, pasti akan lebih bermakna. Sementara untuk penataan kaki lima, saya taunya pak Jokowi yang lebih pintar untuk penataan itu. Korea harus belajar untuk penataan kaki lima itu,” kata dia.
(ros/fjp)